JAKARTA, MENARA62.COM – Ketua Majelis Pendayagunaan Wakaf (MPW) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr. Amirsyah Tambunan, menegaskan pentingnya memperkuat sistem tata kelola wakaf di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah, Jumat (10/10/25).
Dalam sambutannya pada kegiatan Forum Keuangan Sosial Syariah yang menjadi rangkaian Rapat Kerja Nasional MPW PP Muhammadiyah bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) di Hotel Borobudur, Jakarta (10/10), Dr. Amirsyah menyampaikan bahwa sejak menerima amanah dari PP Muhammadiyah untuk mengelola wakaf, MPW telah melakukan sejumlah langkah strategis.
“Pertama, kami memperkuat Sistem Manajemen Aset Muhammadiyah (SIMAM). Sejak diimplementasikan pada tahun 2019, sistem ini telah memperoleh hak cipta dari Persyarikatan Muhammadiyah. Kami yakin, kekuatan pengelolaan berbasis SIMAM mampu menggali dan mengoptimalkan potensi wakaf di lingkungan Muhammadiyah,” ujarnya.
Langkah kedua, lanjutnya, adalah pengembangan Sistem Informasi Akuntansi dan Manajemen Wakaf Muhammadiyah (SAMAWI). Sistem ini menjadi komitmen bersama untuk mewujudkan tata kelola keuangan wakaf yang transparan dan akuntabel.
Menurut Dr. Amirsyah, keberhasilan kedua sistem tersebut sangat bergantung pada kompetensi sumber daya manusia (SDM), khususnya para nazhir wakaf. “Sayangnya, jumlah nazhir yang kompeten masih belum optimal. Karena itu, perlu dilakukan penguatan kapasitas nazhir serta pemenuhan hak pembiayaan mereka sebesar 10 persen sesuai Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, Pasal 12, yang menyebutkan bahwa nazhir dapat menerima imbalan maksimal 10 persen dari hasil bersih pengelolaan dan pengembangan harta wakaf,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa otoritas pengelolaan wakaf dalam Persyarikatan Muhammadiyah berada di tangan nazhir kelembagaan yang profesional. Dengan dukungan sistem yang kuat dan SDM yang kompeten, diharapkan terjadi akselerasi pengelolaan wakaf produktif di berbagai sektor.
“Saat ini, sekitar 70,46 persen aset wakaf Muhammadiyah telah dimanfaatkan untuk sektor pendidikan — mulai dari TK hingga perguruan tinggi — serta masjid, mushalla, rumah sakit, dan lainnya. Sementara itu, sekitar 9 persen aset dari total 218.150.061 m² yang telah terdata dalam SIMAM masih belum produktif. Karena itu, kami terus melakukan penguatan tata kelola agar wakaf Muhammadiyah semakin produktif dan memberikan kemaslahatan bagi umat serta bangsa,” tegasnya.
Acara ini dihadiri oleh lebih dari 200 peserta dari seluruh Indonesia, antara lain Deputi Bank Indonesia Juda Agung, Imam Hartono (Direktur Eksekutif DEKS BI), Prof. Hilman Latief (Bendahara Umum PP Muhammadiyah), Izzul Muslimin (Sekretaris PP Muhammadiyah), serta jajaran pimpinan lainnya.
