29.2 C
Jakarta

Ketua PCPM Kebakkramat Karanganyar Ajak Tadabbur Surah At Tiin

Baca Juga:

 

KARANGANYAR, MENARA62.COM – Ketua Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah diundang menjadi penceramah dalam kajian bertajuk, “Tadabur Surah At-Tiin” di Masjid Al Malik, Dusun Dingin, Desa Kemiri, Kecamatan Kebakkramat, Karanganyar pada Jum’at, 8 Oktober 2021 lalu.

Rachmat Agung Cahyo, S.E. mengajak jemaah kampung yang digadang-gadang sebagai kampung santri tersebut untuk menadaburi Surah At-Tiin. Sebelum Allah menegaskan bahwa manusia adalah sebaik-baik makhluk, Allah lebih dulu bersumpah atas empat hal, yakni; tin, zaitun, Tursina, dan Baladil Amin.

“Banyak ulama bersepakat bahwa empat hal tersebut merupakan dua nama buah dan dua nama tempat, yaitu buah tin dan zaitun, kemudian diikuti oleh dua nama tempat yang lain, yaitu Bukit Tursina yang diidentikkan dengan tempat Nabi Musa menerima wahyu dan Baladil Amin atau ‘Kota Makkah yang Aman’ sebagai tempat Nabi Muhammad menerima wahyu,” ujarnya.

Ada pula ulama yang berpendapat bahwa keempat-empatnya adalah nama tempat, di mana Tin adalah Bukit Tin yang merupakan tempat di mana Nabi Ibrahim menerima wahyu, sedangkan Zaitun adalah nama bukit dekat Yerusalem sebagai tempat Nabi Isa menerima wahyu.

Rachmat mengajak jamaah untuk lebih fokus pada apa yang hendak Allah sampaikan pada ayat selanjutnya yang berbunyi, “Laqod kholaqnal Insaana fii ahsani takwim,” (Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya),” urainya.

Ia mengajak jemaah untuk bersyukur perihal pernyataan Allah mengenai penciptaan manusia dalam bentuk terbaik ini, karena Allah memilih diksi ‘ahsan‘ setelah kata ‘insan‘.

Padahal ada banyak padanan kata ‘baik’, seperti khoir, toyyib, hingga mumtaz, tetapi Allah lebih memilih diksi ‘ahsan‘ yang artinya ialah ‘yang terbaik di antara yang baik’. Maka, patutlah kita bersyukur karena dimuliakan oleh Allah.

Rachmat juga mengaitkan koherensi ayat dan surat lain yang menunjukkan indikator betapa Allah begitu menyayangi dan meninggikan derajat manusia di antara makhluk-makhluk-Nya yang lain, seperti contoh kisah penciptaan manusia pada surat Al-Baqarah.

Sebelum Nabi Adam diciptakan, Allah lebih dulu menciptakan Malaikat maupun Iblis, di mana Rachmat menyebutnya sebagai makhluk senior yang hidup di alam semesta karena lebih dulu ada ketimbang manusia.

Rachmat pun melanjutkan guyonannya, “Kalau kita pikir-pikir, pendapat Iblis yang merasa paling benar itu sebenarnya juga keliru. Menurut Iblis, api lebih utama dari tanah. Api memang bisa merusak, tapi tanah ‘kan bisa dikaveling-kaveling, sertifikatnya saja bisa disekolahkan kalau pas kepepet “butuh”. Jadi, sebetulnya mana yang lebih utama, api atau tanah? Ya …jelas pilih tanah lah,” pungkasnya. (Jatmiko)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!