27.8 C
Jakarta

Ketum APPTI Dorong Perguruan Tinggi Miliki Penerbitan

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Pengurus Afiliasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia (APPTI) Korwil Jabodetabek dan Banten dikukuhkan, Kamis (19/12/2019). Pengukuhan pengurus periode 2019-2023 tersebut dilakukan oleh Ketua Umum APPTI Dr. Purnomo Ananto, MM di kampus Politeknik Negeri Media Kreatif, Jalan Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Dalam sambutannya, Dr Purnomo yang juga Direktur Politeknik Negeri Media Kreatif mengatakan hingga saat ini banyak perguruan tinggi yang belum menganggap penting keberadaan penerbitan kampus atau university press. Salah satu indikasinya adalah masih sedikitnya kampus yang sudah memiliki penerbitan.

“Dari 4.000-an perguruan tinggi yang ada di Indonesia, hanya sekitar 400 saja perguruan tinggi yang memiliki penerbitan,” kata Purnomo didampingi Nova Darmanto, M.Si, Kepala Bidang Humas, Publikasi, CSR, dan Kerjasama.

Padahal keberadaan penerbitan perguruan tinggi sangat penting. Tidak sebatas menyediakan buku-buku ajar bagi mahasiswa, tetapi juga sekaligus memudahkan dosen untuk menerbitkan karya-karyanya. Lebih dari itu, penerbitan kampus akan menjadi salah satu syarat wajib bagi perguruan tinggi yang mengajukan proyek hibah buku dari Kemendikbud.

polimedia
Direktur Politeknik Negeri Media Kreatif Dr. Purnomo Ananto, MM.

Purnomo mencontohkan bagaimana kampus-kampus besar dunia seperti Oxford University dan Cambridge University memiliki penerbitan. Buku-buku yang diterbitkan oleh universitas-universitas tersebut kini menjadi referensi perguruan tinggi dari berbagai negara.

“Mereka bahkan tidak lagi sekedar menerbitkan buku-buku kalangan internal, tetapi juga merambah buku-buku sekolah. Standar yang mereka gunakan sangat tinggi dan masyarakat menjadikan sebagai refensi,” tambah Purnomo.

Karena itu ke depan, APPTI mendorong perguruan tinggi di Indonesia baik negeri maupun swasta untuk membangun unit penerbitan. Pembangunan unit ini diakui Purnomo tidak membutuhkan biaya besar dan prasarana yang mahal.

“Yang penting ada political will dari pengelola universitas, ada penulisnya, editor dan ilustratornya. Unit penerbitan bisa berupa ruangan kecil dengan perangkat sederhana,” jelasnya.

Menurut Purnomo, buku-buku yang digunakan kalangan perguruan tinggi dan mahasiswa itu memiliki karakteristik khusus. Biasanya buku-buku tersebut berhubungan dengan materi perkuliahan dari dosen pengajarnya. Karena itu banyak buku-buku perguruan tinggi yang tidak ditemukan di penerbitan komersiil.

Jika perguruan tinggi memiliki penerbitan, apalagi juga percetakan, maka kebutuhan buku ajar mahasiswa bisa dipenuhi oleh penerbitan kampus itu sendiri. Dengan jumlah mahasiswa yang cukup besar seperti Universitas Indonesia, ITB atau Universitas Terbuka, maka potensi ekonomi dari penerbitan perguruan tinggi sangatlah besar. Meski tentu penerbitan perguruan tinggi terikat kaidah-kaidah tertentu dan tidak bersifat komersiil.

Bagi Purnomo, mendorong perguruan tinggi untuk mulai memikirkan unit penerbitan dan percetakan menjadi tugas besar kepengurusan APPTI ke depan. Karena itu APPTI akan melakukan konsolidasi, koordinasi,  sosialisasi dan pelatihan baik bagi operator maupun pelaksana terkait penerbitan perguruan tinggi ini. Targetnya semua perguruan tinggi di Indonesia terutama perguruan tinggi dengan jumlah mahasiswa yang besar, memiliki penerbitan dan percetakan.

Berafiliasi ke dalam APPTI juga menjadi program yang akan menjadi focus perhatian APPTI. Afiliasi ini penting guna mempercepat kolaborasi, koordinasi dan kerjasama pengadaan buku ajar mahasiswa antar perguruan tinggi.

“Selama ini antar perguruan tinggi ada ego sektoral. Misalnya tidak ada mahasiswa perguruan tinggi A menggunakan buku ajar dari dosen perguruan tinggi B, meski mata kuliahnya atau materinya sama. Ini harus dikurangi, supaya kita saling memperkaya bahan ajar, memperkaya ilmu pengetahuan,” tambahnya.

APPTI juga tengah mempersiapkan pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) penerbitan. Lembaga ini nantinya yang akan menyusun standar dari penerbitan perguruan tinggi.

Adapun buku-buku yang bisa diterbitkan oleh penerbitan perguruan tinggi bisa berbentuk print book, buku digital dan buku online.

Berikut beberapa pengurus APPTI Korwil Jabodetabek dan Banten:

  1. Nina Agustina, SE., ME dari Universitas Pakuan Press (Ketua)
  2. Zalzulifa, M.Pd dari UMT Press (Wakil Ketua)
  3. Sonta Frisca Manalu, S.Kom dari Penerbit UNIKA Atma Jaya (Sekretaris I)
  4. Maryati Ismanu, SE dari UI Publishing (Sekretaris II)
  5. Tiktik Sartikawati dari Universitas Trilogi (Bendahara I)
  6. Suratni S.S., M.Hum dari Politeknik Negeri Media Kreatif (Bendahara II)
  7. Iman Sulaeman, MA dari Penerbit Lentera Ilmu Cendekia (LP3I) (Kepala Bidang Pengembangan SDM dan Organisasi)
  8. Brontolaras, S.S dari Penerbit Univeritas Terbuka (Bidang Pengembangan SDM dan Organisasi)
  9. Diah Amelia, S.Hum., dari M.Si Politeknik Negeri Media Kreatif (Bidang Pengembangan SDM dan Organisasi).
  10. Arif Senjaya, S.Pd., M.Phil dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Bidang Pengembangan SDM dan Organisasi).
  11. Nova Darmanto, M.Si dari Politeknik Negeri Media Kreatif (Kepala Bidang Humas, Publikasi, CSR, dan Kerjasama).
  12. Heru Junianto, S.Kom dari Penerbit Universitas Terbuka (Bidang Humas, Publikasi, CSR, dan Kerjasama).
- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!