30.3 C
Jakarta

Khalid bin Walid

Baca Juga:

Khalid bin al-Walid (bahasa Arab: خالد بن الوليد; 592–642) (584642), atau sering disingkat Khalid bin Walid, adalah seorang panglima perang pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin yang termahsyur dan ditakuti di medan perang serta dijuluki sebagai Saifullah Al-Maslul (pedang Allah yang terhunus). Dia adalah salah satu dari panglima-panglima perang penting yang tidak terkalahkan sepanjang kariernya, terkenal sebagai panglima tertinggi untuk Nabi Muhammad dan penerus-penerusnya.[1] Dibawah kepemimpinan militernya lah Arabia untuk pertama kalinya dalam sejarah membentuk entitas politik yang bersatu, Kekhalifahan.

Mengkomandani pasukan muslim yang baru, dia tak terkalahkan lebih dari seratus pertempuran termasuk melawan Kekaisaran Byzantium, Kekaisaran Sassanid, dan sekutu-sekutu mereka termasuk juga suku-suku Arab di luar kekuasaan Khalifah. Pencapaian strategis dia ialah penaklukan Arab, Persia Mesopotamia dan Suriah Romawi hanya dalam waktu empat tahun pada tahun 632 ke 636. Kemenangan-kemenangan yang terkenal darinya ialah kemenangan telak pada Pertempuran Yamama, Pertempuran Ullais dan Pertempuran Firaz, dan kesuksesan taktis pada Pertempuran Walaja dan Pertempuran Yarmuk.[2]

Khalid bin Walid (Khalid anak al-Walid, Anak abadi dari yang baru terlahir) berasal dari Suku Quraisy, klan yang melawan Nabi Muhammad. Dia memiliki peran vital dalam kemenangan orang Mekkah sewaktu Pertempuran Uhud melawan orang Muslim. Dia menjadi Mualaf dan masuk Islam, bergabung bersama Muhammad setelah terjadinya Perjanjian Hudaibiyyah serta berpartisipasi dalam berbagai ekspedisi untuk Muhammad, seperti Pertempuran Mu’tah. Ini merupakan pertempuran pertama antara orang Romawi dan Muslim. Khalid bin Walid melaporkan bahwa pertempuran tersebut amatlah sengit sampai-sampai dia menggunakan sembilan pedang, yang kesemuanya patah dalam pertempuran tersebut. Setelah kematian Nabi Muhammad, dia didapuk peran yang penting memimpin pasukan Madina untuk Abu Bakar dalam Perang Ridda, menaklukan Arabia tengah dan menaklukan suku-suku Arab. Dia menaklukkan Negara Satelit Arab Sasanid yaitu Al-Hirah, sertah mengalahkan Pasukan Sasanid Persia dalam penaklukan Irak (Mesopotamia). Dia nantinya digeser ke front Barat untuk menaklukkan Siria Romawi dan Negara Boneka Bizantium Arab yaitu Ghassanid.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas+

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!