JAKARTA, MENARA62.COM – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan membukukan Kisah Baik tentang para guru dan sekolah finalis “Gizi untuk Prestasi”. Tujuannya agar kisah tersebut bisa menginspirasi guru dan sekolah lain untuk menerapkan hal serupa.
Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Poppy Dewi Puspitawati mengatakan kegiatan yang digelar oleh Southeast Asian Ministers of Education Regional Centre for Food and Nutrition (Seameo Recfon) terbukti mampu mendorong sekolah untuk memperhatikan gizi anak-anak.
“Melalui peran guru dan sekolah, kami berharap gizi siswa bisa diperbaiki dan tentu ini akan berpengaruh pada prestasi siswa,” katanya.
Karena itu ide-ide dan inovasi tentang program Gizi untuk Prestasi dari sekolah-sekolah pemenang, akan dibukukan kemudian didistribusikan ke sekolah-sekolah lain. Diharapkan dengan membaca buku tersebut setiap sekolah memiliki inspirasi untuk memperbaiki gizi anak sekolah.
Diakui Poppy, program Gizi Untuk Prestasi merupakan penguatan program Sekolah Sehat yang terintegrasi dalam kegiatan edukasi gizi melalui berbagai jenis mata pelajaran, jam pembiasaan, kegiatan ekstra dan ko-kurikuler. Komponen kegiatan Gizi untuk Presetasi meliputi peningkatan kompetensi guru di bidang gizi dan kesehatan melalui pelatihan daring dan tatap muka, kebun gizi, kantin sehat, aktivitas fisik, sanitasi dan hygiene melalui kegiatan cuci tangan dan sikat gigi, serta perilaku hidup bersih dan sehat termasuk tidak merokok.
“Seluruh kegiatan ini ditunjang oleh kebijakan dan manajemen sekolah serta sistem informasi yang berbasis IT,” lanjutnya.
Seameo Recfon sendiri telah melakukan survei secara langsung dan daring kepada sekolah-sekolah di dalam negeri maupun di Asia Tenggara untuk menilai kesiapan mereka dalam mengimplementasikan Gizi Untuk Prestasi di sekolahnya. Hasilnya, dari 791 sekolah yang pernah bekerjasama dengan SEAMEO RECFON dan mengisi survei, 77.8% diantaranya telah memenuhi komponen kesiapan yang meliputi pembentukan demand, menciptakan supply, adanya policy dan support yang mendukung, pembentukan information system dan adanya opportunity.
Komponen yang paling membutuhkan pebaikan sejauh ini adalah pembentukan opportunity atau peluang dalam mengadaptasi program Gizi Untuk Prestasi di sekolah.
Lebih lanjut Poppy menjelaskan program ini dimulai pada tahun 2016, bekerjasama dengan berbagai institusi seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pemerintah daerah, akademisi, dan mitra lainnya untuk terjun ke sekolah, berkomunikasi secara intensif dengan para Kepala Sekolah dan guru. Kegiatan “Gizi Untuk Prestasi Award” diusung guna memberikan penghargaan kepada guru dan sekolah yang telah berupaya dalam mengimplementasikan program Gizi Untuk Prestasi di sekolahnya.
Sementara itu, Direktur SEAMEO RECFON, Muctaruddin Mansyur, menyampaikan bahwa pada kegiatan ini, sebanyak 253 guru dari 84 sekolah dari tingkat SD hingga SMA/K dan sederajat telah berpartisipasi mengirimkan kegiatan program Gizi Untuk Prestasi yang telah diimplementasikan di sekolahnya. Keseluruhan tim kemudian diseleksi menjadi 30 finalis yang diundang ke Jakarta untuk mempresentasikan ide mereka di hadapan para juri. Para finalis berasal dari 27 kabupaten di 12 provinsi di Indonesia.