DEPOK, MENARA62.COM – Teknologi digital dapat menjadi jalan bagi semua orang yang mau terjun ke dunia bisnis. Bahkan bagi mereka yang tergolong awam dan sama sekali belum memiliki pengalaman berbisnis. Kuncinya mau belajar, mencoba dan terus konsisten terhadap keputusan bisnis yang diambil.
Itu pula yang dilakukan Handayani Puspitasari. Perempuan yang tinggal di Bogor tersebut awalnya seorang ibu rumah tangga. Berniat membantu suami untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, Yani demikian disapa, lantas mencoba-coba belajar berdagang. Ia memilih bisnis online dengan pertimbangan tidak membutuhkan modal banyak.
“Saya memulainya jualan produk bayi dan tas dengan sistem dropship jualan produk bayi dan tas bermodalkan Rp50 ribu. Beli barang di marketplace lalu saya jual di toko online yang saya buka. Jadi saya cukup memajang foto di fanpage facebook,” kata Yani.
Uji coba dengan satu nama toko, ternyata umpan mulai menghasilkan ikan meski masih ukuran kecil. Lalu Yani pun membuka toko online lainya dan berani berinvestasi iklan di facebook. Hasilnya, diluar dugaan. Toko online yang dibukanya mulai kedatangan ‘pembeli’ cukup ramai. Dari hari ke hari, jualannya laris manis. “Produk pakaian bayi dan anak-anak memang jenis barang yang banyak dicari orang,” kata Yani.
Enam tahun berlalu dan kini ibaratnya Yani sudah mulai bisa memetik buahnya. Omset dengan angka rata-rata Rp 1 miliar per bulan bukan hal yang sulit. Dibantu 18 karyawan mulai dari CS, marketing hingga packing, Yani pun mulai merambah jenis produk lain seperti tas dan sepatu perempuan.
Yani tidak sendiri. Ada Intan Budijanto, perempuan dengan latar belakang seorang psikolog. Ia malah tergolong baru terjun dalam bisnis online, sekitar 3 tahun lalu. Meski baru, sama halnya dengan Yani, Intan pun dapat mengantongi omset rata-rata Rp1 miliar per bulan. Dibantu 15 karyawan, Intan yang fokus pada baju perempuan ukuran allsize kini terus berupaya mencari terobosan baru agar bisnis onlinennya langgeng dan maju.
Bagaimana Intan dan Yani bisa sukses dalam bisnis online? Intan yang sebelumnya berprofesi sebagai event organizer bertutur bahwa digitalisasi membuka peluang sangat lebar bagi mereka yang mau belajar bahkan terjun ke dunia bisnis termasuk perempuan.
“Saya sangat awam terhadap teknologi. Jangankan mengoperasikan, menghidupkan dan mematikan laptop saja awalnya tidak bisa,” kata Intan tertawa.
Tetapi hasil memang tidak akan menghianati proses. Berkat ketekunan dan kerja kerasnya Yani dan Intan kini sukses memberdayakan diri sendiri menjadi pebisnis online yang handal.
Menurut Intan, untuk memulai bisnis online pada era sekarang sebenarnya tidak sesulit yang dibayangkan. Karena tutorial berbisnis online, mengelola keuangan dan lainnya bertebaran di media sosial.
“Panduan bisnis online, bagaimana kita memulai, bagaimana memenej keuangan, bagaimana mendesain, kiat promosi dan lainnya semua ada .Tutorial bertebaran di dunia maya, mau yang gratisan maupun yang berbayar. Kuncinya mau atau tidak, berani atau tidak untuk memulai,” katanya.
Sama halnya dengan Intan, saat memulai berbisnis online, Yani juga belajar selangkah demi selangkah berbagai aplikasi. “Buka-buka tutorial berbinsis online, dipalajari setahap demi setahap, berulang-ulang sampai benar-benar paham. Saya juga gemar ikut webinar-webinar yang ada hubungannya sama bisnis online,” tambahnya.
Bagi Intan, berbisnis secara online memang lebih mudah dibanding bisnis secara konvensional karena bisnis online relative tidak membutuhkan modal besar, tidak membutuhkan toko maupun gudang. Terkadang rumah pun bisa disulap menjadi kantor sekaligus gudang untuk packing produk.
“Persamaannya adalah, butuh mental yang kuat untuk menghadapi pasar. Karena bisnis online juga ada pasar yang harus dikuasai. Ada trik supaya dagangan laku,” jelasnya.
Tanpa mental baja, sebagus apapun plan bisnis disusun, akan tumbang di tengah jalan. “Kalau sudah memutuskan bisnis, harus konsisten, pantang menyerah,” tambah Yani.
Belajar Bareng Komunitas Dimensi
Dibalik sukses Intan dan Yani berbisnis online, ada komunitas Dimensi yang mensupportnya. Ini adalah komunitas belajar bisnis online yang digawangi oleh 8 orang professional dibidang bisnis online.
Komunitas Dimensi yang terbentuk 3 tahun lalu, kini telah memiliki anggota lebih dari 7.800 orang dari seluruh wilayah Indonesia. Melalui komunitas ini mereka para pemula diajarkan langkah demi langkah untuk memulai bisnis secara cuma-cuma. Dan mereka yang memang sudah terjun bisnis online, belajar meng-upgrade ilmu dan teknologi agar bisnis semakin maju.
“Bisnis online itu masih banyak diragukan oleh orang. Hanya sebagian kecil masyarakat yang yakin bahwa bisnis online itu bisa untuk hidup, sama halnya dengan jenis pekerjaan atau profesi lain,” kata Founder Dimensi, Menhefari, Sabtu (19/12/2021).
Akibat tidak yakin, lanjut Menhefari banyak dari mereka yang menjadikan bisnis online sebagai sampingan. “Ya karena dijadikan sampingan maka hasilnya juga sampingan. Tetapi bagi yang serius, ini potensinya sangat besar,” tambahnya.
Komunitas Dimensi diakui Menhefari berawal dari Kota Padang, Sumatera Barat. Tetapi kini sudah ada di Jakarta dengan jangkauan yang sangat luas dari Sabang hingga Marauke. Ratusan anggota komunitas sudah memberikan testimony bagaimana mereka terbantu oleh tutorial yang dibagikan melalui komunitas Dimensi.
Metode belajarnya jelas Menhefari lebih banyak belajar mandiri. Ada materinya, dan anggota komunitas bisa mempelajarinya. Tetapi bagi mereka yang ingin dibimbing, tim dari Dimensi siap membantunya 24 jam. “Ada yang gratis, tetapi bagi yang mau dibimbing selangkah demi selangkah kita ada yang berbayar,” jelasnya.
Dimensi memiliki 8 orang mentor. Mereka siap membimbing anggota komunitas, termasuk memberikan saran atau masukan, memberikan ide untuk berbisnis online. “Sebagian besar memang produk fesyen mulai dari baju, jilbab, pakaian dalam, baju anak-anak, tas, sepatu dan lainnya. Produk makanan memang ada tetapi jarang. Pertimbangannya karena makanan itu membutuhkan sistem pengiriman yang cepat untuk menghindari busuk,” tukasnya.
Intan menyebut, bergabung dengan Komunitas Dimensi adalah sebuah keberuntungan. Karena tutorial dan bimbingan yang diberikan oleh mentor benar-benar mampu mengakomodir kebutuhan anggota komunitas.
“Ibarat makanan, tutorial atau materi yang dikasih oleh Dimensi ini isinya daging semua. Nggak ada yang terbuang percuma. Beda dengan tutorial lainnya,” terang Intan.
Di komunitas Dimensi, anggota juga diajarkan bagaimana memilih produk yang unik, memilih produk yang disukai konsumen, diajarkan bagaimana memasarkan, bagaimana membentuk jaringan pasar, bagaimana menangani komplain konsumen, dan lainnya.
“Tutorialnya mudah dipahami, ini sangat membantu buat mereka yang masih awam banget sama teknologi digital, sama bisnis online,” ujar Yani menambahkan.
Selama beroperasi, Komunitas Dimensi sendiri telah memberikan bantuan modal kepada para pelaku UMKM. Di Kota Solok dan Bogor Dimensi telah menyalurkan bantuan modal untuk 100 pelaku UMKM, tanpa potongan biaya administrasi.Tujuannya membantu pelaku UMKM terhindari dari bank keliling atau rentenir yang terkadang mematok bunga pinjaman hingga 30 persen.
Selain itu, pada awal pandemi, Komunitas Dimensi juga menyalurkan donasi untuk penanganan Covid-19 senilai total Rp500 juta.