JAKARTA, MENARA62.COM–Klinik terapung Muhammadiyah yang akan diresmikan oleh presiden Jokowi di Ambon pada tanggal 24 Februari 2017 mendatang, saat ini sedang memasuki tahapan penyelesaian. Peresmian ini bersamaan dengan pembukaan Tanwir Muhammadiyah.
Untuk melihat kesiapan klinik apung yang diberi nama Said Thuleley ini, team dokter dari rumah sakit Islam Pondok Kopi yang dipimpin oleh dr Slamet Budiarto, SH Mh. Kes, mengecek kesiapan penempatan peralatan kesehatan dan obat-obatan kapal tersebut, di galangan kapal di kawasan Cilincing, Jakarta, Rabu (8/2/2017). Selain Slamet, dalam rombongan juga ikut antara lain Drs M Iqbal Rais MM, dan tim dari Lazismu, dan Syafii Latuconsina dari Majelis Pemberdayaan Masyarakat PP Muhammadiyah.
Said Tuhuleley
Said Tuhuleley merupakan nama yang akan disematkan Muhammadiyah pada sebuah klinik apung untuk melayani masyarakat miskin di kepulauan Maluku dan Papua. Pemilihan nama Said Tuhuleley untuk klinik apung pasti bukan sebuah kebetulan. Sebab, Said dikenal sebagai ‘’pejuang kaum marginal’’di lingkungan Muhammadiyah. Semasa menjadi Ketua MPM hingga berpulang pada 9 Juni 2015 lalu, Said gigih menjalankan berbagai program peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin.
Tidak hanya masyarakat miskin yang berduka dengan meninggalnya Said.
Muhammadiyah pun merasa sangat kehilangan kader terbaik yang getol membumikan konsep ‘’dakwah sosial’’ itu dalam praktik sehari-hari itu. Untuk menghidupkan semangat melayani kaum
dhuafa,
Muhammadiyah menetapkan ‘’Said Tuhuleley’’ sebagai nama klinik apung.
Klinik apung ‘’Said Tuhuleley’’ dibangun di atas sebuah kapal pesiar berukuran sekitar 3,5 meter x 33 meter. Klinik ini akan memberi pelayanan kesehatan kepada kaum miskin di wilayah kepulauan Maluku hingga Papua secara periodik.
Pembangunan klinik apung ‘’Said Tuhuleley’’ menghabiskan dana sekitar Rp 2 miliar. Biaya tersebut hanya meliputi konstruksi kapal, belum termasuk peralatan medisnya. Sumber dana diperoleh dari masyarakat yang menyalurkan donasinya melalui
Lazismu.
Bagaimana dengan biaya operasionalnya? Direktur Utama
Lazismu Andar Nubowo meyakini bahwa masyarakat akan akan terus bersimpati dengan memberikan donasinya untuk biaya operasional klinik terapung tersebut.
Keyakinan Andar tidak berlebihan. Sebab, masyarakat selama ini terbukti selalu mendukung program
Lazismu yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan kaum dhuafa. ‘’Alhamdulillah, masyarakat percaya pada kredibilitas
Lazismu sebagai lembaga pengumpul dan penyalur dana sosial,’’ jelas Andar.
Anda tertarik dengan program klinik apung? Salurkan infak, sedekah dan zakat Anda melalui
Lazismu, atau kunjungi kantor layanan
Lazismu terdekat. DONASI UNT KLINIK APUNG : BRI cab CUT MUTIAH : 0230.01.001404.30.5.