SOLO, MENARA62.COM – Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Solo bekerja sama dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Solo Raya menggelar Akademi Digital Lansia di Gedung Dakwah Balai Muhammadiyah Solo, Sabtu (13/7/2024). Sejumlah 135 orang tua lanjut usia (lansia) mengikuti kegiatan tersebut.
Ketua MPI PDM Kota Solo, Muhdiyatmoko, M.Pd. menjelaskan kegiatan akademi digital lansia bertujuan untuk mengedukasi para lansia agar semakin bijak dan arif dalam menyikapi informasi di sekelilingnya. Hal itu sehingga mereka tidak menjadi korban hoaks dan penipuan digital.
“Terima kasih Mafindo yang sudah bekerja sama dengan Majelis Pustaka dan Informasi PDM Kota Solo. Harapannya kita semua lebih tercerahkan, arif, dan bijak dalam menyikapi setiap berita yang masuk di gadget atau HP,” jelasnya.
Kegiatan akademi digital lansia dimulai dengan sambutan dan pengenalan fasilitator. Peserta dibagi ke dalam kelompok-kelompok untuk melakukan diskusi. Terdapat tiga segmen diskusi kelompok dengan alokasi waktu 20-35 menit. Masing-masing kelompok dipandu oleh satu fasilitator. Materi diskusi kelompok meliputi penipuan digital, pemilu atau pilkada, dan bagaimana mengantisipasi atau mengindera hoax (mitigasi hoax). Akhir diskusi, peserta diajak untuk senam lansia dan mengisi postes. Sebelum acara ditutup, perwakilan peserta maju untuk memberikan refleksi materi. Kegembiraan dan keceriaan tampak tersirat dalam wajah peserta saat mengikuti kegiatan.
Penanggung jawab kegiatan Akademi Digital Lansia, Erwina Tri S. merasa senang atas terselanggaranya kegiatan akademi digital lansia. Apalagi peserta yang ikut melampaui target yang semula hanya 100 orang menjadi 135 orang. Hal ini menunjukkan antusiasme warga lansia dari Muhammadiyah untuk mengikuti kegiatan ini.
“Kegiatan ini merupakan program dari tular nalar yang sudah dilaksanakan oleh Mafindo sejak 2020. Tahun 2022 sampai 2024 yang menjadi target sasaran adalah kaum rentan digital yaitu warga lansia dan anak muda,” jelasnya.
Erwina berharap ke depan lansia lebih terliterasi bagaimana menggunakan media digital secara arif dan bijaksana dan terhindar dari penipuan. “Para lansia menjadi cakap digital dan mampu mengambil keputusan-keputusan yang tepat terkait pilihan di Pilkada. Mereka juga mampu mengidentifikasi hoaks sehingga tidak menjadi agen penyebar hoaks. Para lansia justru menjadi agen pencegah sebaran hoaks,” jelasnya.
Erwina menambahkan kegiatan tidak berhenti hanya pada hari ini karena peserta akan mendapatkan pendampingan untuk menindaklanjuti apa yang sudah didapat di kelas dan dipraktikkan di kehidupan nyata. Melalui grup whats app, para peserta akan mendapatkan pendampingan dari fasilitator.
Ridwan Sukimin, utusan dari Pimpinan Ranting Muhammadiyah Sumber Nayu Cabang Solo Utara mengaku merasakan manfaat setelah mengikuti diskusi tentang literasi digital lansia. Ia memperoleh banyak wawasan tentang ciri-ciri hoaks dan bagaimana menyikapi hoaks.
“Melalui acara ini kita menjadi tetap bugar digital dan tidak jatuh sakit digital. Tadi belajar mengenali ciri-ciri hoaks dan jika mendapatkan berita menyedihkan dan menyenangkan patut waspada. Apalagi kalau ada undangan yang sifatnya aplikasi jangan di-klik,” jelasnya.
Hal senada disampaikan oleh Lilik Tri Prihantini, guru SMP Muhammadiyah 10 Solo, menjelaskan baru pertama kali mengikuti acara ini. Menurutnya, kegiatan akademi digital lansia sangat bermanfaat terutama untuk lansia. Biasanya jika sudah lansia maka aktivitas berhenti. Dengan adanya kegiatan seperti ini kita mampu memanfaatkan gadget dengan baik.
“Kita diberitahu ciri-ciri berita hoaks atau bukan. Hal itu membuat lansia mampu menghindari berita hoaks sehingga hidup tenang dan bermanfaat,” jelasnya. (*)