SLEMAN, MENARA62.COM – Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi IX DPR RI di pimpin oleh H. Ansory Siregar mengadakan kunjungan kerja ke kabupaten Sleman Provinsi DIY dalam rangka pengawasan penanganan kasus Dengue, Kamis (9/9). Kunjungan kerja Spesifik Komisi IX DPR RI diterima Bupati Sleman beserta jajaranya di ruang pertemuan kantor pemerintah daerah kabupaten Sleman lantai 3.
Ketua tim kunjungan kerja komisi IX DPR RI H. Ansory Siregar, dalam kesempatan tersebut di sertai oleh 9 Anggota Komisi IX termasuk Krisdayanti dan Arzety Bilbina, Direktur Utama BPJS Kesehatan Prof.dr. Ali Ghufron Msc, Ph D, AAK. Sementara Bupati Sleman Hj Kustini Sri Purnomo, didampingi Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa, Sekda Sleman, Assekda dan Kepala Dinas Kesehatan Sleman.
Kustini Sri Purnomo, Bupati Sleman dalam sambutannya menyampaikan bahwa kasus DBD pada tahun 2020 sebanyak 810 kasus dengan kematian 2 orang. Studi yang dilaksanakan World Mosquito Program (WMP) bahwa pengendalian DBD berbasis Wolbachia mampu menekan kasus sebesar 77%. Implementasi teknologi Wolbachia di Kabupaten Sleman diterapkan pada 13 Kapanewon, 39 Kalurahan, dan kurang lebih 588 padukuhan. Grand Launching Rilis Program Si Wolly Nyaman (Wolbachia Nyamuk Aman Cegah DBD Di Sleman) telah dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2021 yang lalu.
Program Pemberantasan Penyakit Demam Dengue/Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyakit DBD merupakan penyakit endemis di Kabupaten Sleman dan endemis nasional. Cakupan kasus DBD yang ditemukan tahun 2020 sejumlah 810 kasus dengan inicident rate (IR) adalah 53 / 100.000 penduduk masih diatas angka target, terjadi kenaikan kasus 82 kasus (10,12 %) dibandingkan tahun 2019 jumlah 724 kasus, kematian 2 kasus Case Fatality Rate (CFR 0,16 %) kasus di Rumah Sakit. Penanganan kasus DBD di Kabupaten Sleman tercapai 100%.
Pengendalian dann penanggulangan DBD dilihat dari keberhasilan tercapainya cakupan indikator DBD yaitu; Inciden Rate (IR) yaitu 50/100.000 penduduk, Case Fatality Rate (CFR) yaitu ≤ 1 %, dan Penangan kasus 100%.
Dilihat dari kasus per Kecamatan Tahun 2020 Kecamatan tertinggi kasus DBD adalah       Kecamatan Prambanan dengan 120 kasus ini karena Kecamatan Prambanan adalah secara geografis Kecamatan Prambanan di perbatasan dengan kabupaten klaten Propinsi dengan Jawa tengah dan Kab. Gunungkidul yang dimana mobilitas penduduk tinggi dan jumlah kasusnya tinggi. Kemudian Kecamatan Gamping 117 kasus, Kecamatan Mlati 104 kasus, Kecamatan Godean 95 kasus dan Ngaglik 82 Kasus. Dibanding dengan tahun 2019 kasus tertinggi di Kecamatan Depok dengan 121 kasus disusul kemudian di Kecamatan Gamping dengan 119 kasus, Kecamatan Mlati 97 kasus, Kecamatan Prambanan ada diurutan ke 4 dengan 79 kasus dan berikutnya Kecamatan Godean 64 kasus.
Kenaikan kasus ini dipengaruhi juga dengan situasi pandemi covid dan curah hujan yang tinggi selama tahun 2020, disamping itu juga kurangnya peran serta masyarakat dalam pelaksanaan Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) karena pandemic Covid-19. Kurang optimalnya kegiatan pelaksanaan Gerakan satu rumah satu Jumantik (Girij), salah satu kegiatan ini yaitu pengamatan yang dilakukan Koordinator jumantik (kader) yaitu meng-croscek pantauan yang dilakukan di rumah oleh salah satu anggota keluarga dan menuliskan hasilnya di kartu pemantauan tetapi kegiatan tersebut tidak berjalan karena dalam masa pandemi Covid ini tidak dilakukan.
Upaya lain yang telah dilakukan antara lain mengoptimalisasi Pokjanal DBD Kabupaten, dengan mendorong Pokjanal DBD Kecamatan untuk lebih giat melaksanakan Pemantuan Kegiatan PSN Ke Desa, Kegiatan yang dilaksanakan sebelum Pandemi Covid di Indonesia yakni bulan Februari 2020 antara lain pemantauan jentik oleh Tim Pokjanal DBD Kabupaten, dengan anggota lintas program dan lintas sektor terkait (Bappeda, Dikpora, Kemenag, Bagian Kesra, Bagian Humas, Bagian Pemerintahan Desa, Polres, Kodim, PKK).
Sementara itu Ansory Siregar menyampaikan salah satu penyakit endemic yang penting untuk diwaspadai adalah demam berdarah yang disebabkan oleh virus dengue karena berpotensi menjadi double burdened of disesase (beban ganda penyakit infeksi) di masa pandemic Covid-19.
DBD merupakan penyakit endemis di Kabupaten Sleman, yang saat ini menerapkan Wolbachia untuk menekan tingkat penularan kasus DBD Kerjasama dengan UGM dan diduung oleh Yayasan Tahija telah melakukan penelitian Aplikasi Wolbachia untuk eliminasi Dengue. Hasilnya efektif menurunkan 77,1 % kasus dengue, menurunkan kebutuhan perawatan RS hingga 86, 2 %. Teknologi ini juga terbukti efektif, aman dan ramah lingkungan.
Metode ini dapat menjadi salah satu inovasi program pengendalian dengue yang melengkapi intervensi yang saat ini sudah dan terus di lakukan. Ansory juga berpesan untuk selalu menjaga Kesehatan di era pandemic saat ini agar tidak terjadi peningkatan kasus covid 19 dan penyakit lainya seperti penyakit endemic demam berdarah yang di sebabkan oleh virus sehingga dapat mudah terjangkit penyakit lainnya.
Dalam kunjungan DPR RI ini juga memberikan paket bantuan kepada pemerintah Sleman berupa 40 buah raket nyamuk, lusiktisida 24 liter, RDT sebanyak 40 rb, vaksin covid 19 sebanyak 30rb dosis serta rapit antigen sebanyak 10 rb.
Dalam kunjungan acara komisi IX DPR RI membahas tentang penanganan kasus dengue di dunia, terkhusus yang berada di dalam wilayah Indonesia. Dalam paparanya prof Adi Utari Selaku peneliti utama yang meneliti untuk penanggualangan dengue, menjelaskan penanggualan Dengue yang ada di Indonesia saat ini mengalami penurunan yang cukup tinggi, berkat dari usaha kerja sama masyarakat yang ikut membantu Utari meminta dukungan kepada Kemenkes untuk mendukung penangualangan Dengue tersebut.
Acara dilanjutkan dengan dialog Bersama anggota Komisi IX yang hadir yang ditanggapi oleh Dinas Kesehatan DIY dan Kabupaten Sleman serta BPJS Kesehatan.