JAKARTA, MENARA62.COM – Direktur Layanan Masyarakat dan Pemerintah, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo, Danny Januar Ismawan mengatakan, tumbuhnya industri pariwisata tidak terlepas dari adanya jaringan telekomunikasi. Menurutnya, kehadiran teknologi di satu lokasi sangat penting, karena bisa mendorong tumbuhnya industri pariwisata lokal.
“Adanya jaringan telekomunikasi di satu lokasi, membuat aktivitas pariwisata bisa hadir di lokasi itu. Misalnya dengan adanya jaringan telekomunikasi, seseorang bisa mengambil foto untuk Instagram di lokasi,” ujarnya dalam diskusi virtual Urban Forum – Forum Wartawan Daerah (FORWADA), Tourism & Hospitality Outlook 2022 “New Normal Saatnya Bangkit dari Tidur Pulas”, di Jakarta, Kamis,(20/1/2022).
“Ini jadi tantangan bagi destinasi wisata yang belum terkenal untuk berinovasi melakukan promosi yang tepat,” ungkapnya.
“Untuk kawasan wisatas super prioritas di Kabupaten Lombok Tengah, akses internet BAKTI Kominfo terdapat di 74 lokasi, sementara rencana penambahan ada di 42 lokasi,” ungkapnya.
Labuan Bajo, lanjut Danny, merupakan wilayah yang peningkatan industri pariwisatanya sangat pesat, namun meski pembangunan jaringan telekomunikasi yang didorong oleh banyak pihak tetap saja masih menyisakan wilayah-wilayah blank spot.
“BTS untuk kawasan super prioritas memang hanya di Labuan Bajo yang beririsan dengan wilayah destinasi pariwisata prioritas,” jelasnya.
Mengapa BTS hanya dibangun di daerah yang beririsan dengan wilayah destinasi prioritas, Danny menyebut, penyelenggara telekomunikasi mengalami kesulitan untuk masuk ke wilayah pariwisata baru yang hanya memiliki potensi saja tapi belum ada aktivitas pariwisata riil, bahwa di lokasi itu akan terjadi kegiatan ekonomi yang potensial.
“Jadi untuk wilayah penyangga kita mensupport dengan menempatkan akses internet di titik-titik pelayanan publik,” jelasnya.
Danny menambahkan, peran Bakti Keminfo dalam pengembangan jaringan telekomunikasi adalah melengkapi wilayah-wilayah yang tidak dibangun oleh penyelenggara telekomunikasi karena tidak menarik secara ekonomi.
“Saat ini masih ada 15 ribu desa yang belum terlayani jaringan 4G. Ini menjadi program jangka pendek Bakti Keminfo untuk menuntaskan pembangunan jaringan 4G di daerah 3T, sementara diluar daerah 3T akan dilakukan oleh penyelenggara telekomunikasi,” pungkasnya.