JAKARTA, MENARA62.COM – Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta menggelar Angkat Sumpah Lulusan Program Studi Profesi Ners Tahun Akademik 2021-2022. Sebanyak 92 lulusan FIK UMJ diangkat sumpah pada Selasa (31/05), di Gedung Pewayangan, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur.
Prosesi Angkat Sumpah dihadiri Sekretaris Badan Pembina Harian UMJ, Rektor UMJ beserta jajarannya, Dekan FIK UMJ beserta jajarannya, sivitas akademika FIK UMJ, Rohaniawan, Dewan Pimpinan Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia DKI Jakarta, Direktur Rumah Sakit yang merupakan mitra FIK UMJ dan orang tua Lulusan Prodi Profesi Ners yang pada hari ini diangkat sumpah.
Prosesi angkat sumpah berjalan khidmat, dipimpin oleh Ns. H. Maryanto, S.Kep, DPW PPNI DKI Jakarta dan disaksikan oleh rohaniawan dari agama Islam, Protestan dan Katolik. Prosesi dilanjutkan dengan penandatanganan angkat sumpah dan penyerahan buku kode etik dari PPNI ke Lulusan Profesi Ners. Angkat Sumpah yang dilafalkan oleh para Lulusan Profesi Ners mengandung tanggung jawab pada bangsa dan negara.
Lulusan Profesi Ners yang diangkat sumpah berlatar belakang Prodi Sarjana FIK UMJ dan kelas stransfer (lanjut dari D3). Mahasiswa transfer berlatar belakang perawat yang telah bekerja di Rumah Sakit dan Puskesmas di wilayah Jabodetabek.
Dekan FIK UMJ, Miciko Umeda, S.Kep., Biomed., dalam laporannya mengatakan bahwa Lulusan Profesi Ners Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta Angkatan 2021-2022 memiliki tingkat kelulusan sebesar 97%. Prosentase Prodi Profesi Ners FIK UMJ selalu di atas 95% dan seringkali mendapat predikat tingkat kelulusan tertinggi se-Indonesia. Melampaui standar mutu yang diharapkan. “Lulusan kami sangat diakui di tataran rumah sakit dan masyarakat dengan kompetensi kemampuan yang diharapkan. Lulusan kami memiliki nilai lebih, yakni kemampuan memberikan informasi dan komunikasi secara keagamaan,” ungkap Miciko.
Rektor UMJ, Dr. Ma’mun Murod, M.Si, dalam sambutannya mengajak para Lulusan Profesi Ners untuk meneladani tokoh sekaligus guru bangsa yakni Buya Syafi’i Ma’arif, yang wafat pada 27 Mei 2022, dalam konteks pendidikan dan kerja kemanusiaan.
“Lulusan keperawatan UMJ menjadi bagian dari kerja kemanusiaan Muhammadiyah. Kerja perawat adalah kerja-kerja yg senafas dengan Muhamamdiyah, yakni kerja-kerja mulia, kerja-kerja kemanusiaan. Kerja sebagai perawat harus mengedepankan prinsip keadilan. Adil terhadap diri sendiri, keluarga, dan pasien,” ungkap Ma’mun.
Pesan senada bagi Lulusan Profesi Ners juga datang dari Prof. Dr. Agus Suradika, M.Pd., Sekretaris BPH UMJ. “Menjadi perawat adalah panggilan jiwa. Melayani masyarakat bukan urusan material, tapi membahagiakan dan menghembirakan. Maka jiwa Muhammadiyah harus ada dalam diri perawat lulusan UMJ. Semoga semua perawat lulusan UMJ berkarya dengan hati,”ungkap Agus.
Kiprah perawat lulusan FIK UMJ diakui di masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya mahasiswa kelas transfer yang berlatar belakang sebangai perawar karyawan dari berbagai Rumah Sakit se-Jabodetabek. FIK UMJ dipercaya oleh masyarakat dan instansi kesehatan untuk mencetak perawat unggul. (DN)