JAKARTA, MENARA62.COM – Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XII secara resmi telah dibuka. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) menggelar KBI secara berkala setiap lima tahun sekali sebagai wujud apresiasi di bidang kebahasaan dan kesastraan tertinggi di Indonesia.
“KBI XII ini kami arahkan untuk menjadi sebuah forum yang akan memberikan perenungan dan penguatan tentang makna keindonesiaan kita sebagaimana diikrarkan pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928,” ucap Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Aminudin Aziz dalam laporannya di Jakarta, Rabu (25/10).
Menyoroti perkembangannya, Bahasa Indonesia telah berhasil menjadi alat pemersatu bangsa dan mengukuhkan jati diri masyarakat Indonesia. Melalui forum ini, diharapkan Bahasa Indonesia tetap dapat memerankan fungsinya sebagai alat pemersatu dan akan menjadi sumber pengetahuan untuk kemajuan zaman.
Sebagaimana tema KBI XII yang bertajuk “Literasi dalam Kebinekaan untuk Kemajuan Bangsa” bermakna bahwa penguatan literasi baca tulis perlu ditumbuhkan dari kesadaran tentang kebinekaan Indonesia yang meliputi keberagaman adat istiadat, suku bangsa, bahasa, dan agama.
“Kami ingin menjadikan kongres ini sebagai wahana perdebatan gagasan dalam upaya merawat keindonesiaan itu untuk kemudian membulatkan cita-cita terbaik dan membangun kekuatan bersama secara gotong royong untuk mewujudkannya,” jelas Aminudin.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, turut menuturkan hal yang sama. “Rangkaian acara KBI XII berbicara tentang bagaimana kita merevitalisasi dan mengarusutamakan Bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa daerah di dalam konteks Indonesia. Bahasa harus menjadi pencerminan dari budaya dan masyarakat Indonesia.”
Nadiem menegaskan agar acara ini menjadi ruang dialog dua arah antara para pemangku kebijakan dalam pemerintahan, sektor nonprofit, swasta, dan juga masyarakat untuk bergotong-royong dalam membuat Bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa yang paling modern sekaligus melestarikan bahasa-bahasa daerah agar menjadi suatu budaya multilingual.
Kemudian terkait peningkatan literasi masyarakat yang menjadi prioritas dalam KBI XII ini, dijelaskan bahwa penting sekali untuk menciptakan literasi sedini mungkin sejak anak-anak, terutama dengan bahasa Ibu. “Strategi peningkatan literasi tercepat dan terefektif adalah membuat anak-anak cinta membaca,” kata Menteri Nadiem.
Direktur Jenderal UNESCO Bidang Pendidikan, Stefania Giannini, menjelaskan bahwa proses pembelajaran bahasa bukan sekedar mengenai alat komunikasi semata, melainkan juga tentang identitas dan pandangan tentang dunia. Belajar melalui bahasa ibu dapat memudahkan pemaknaan mendalam saat membaca dan berpikir kritis serta memudahkan pembelajaran bermakna.
Oleh karena itu, Bahasa Indonesia harus semakin mantap sebagai peneguh identitas bangsa dan penyatu keberagaman suku dan ras di Indonesia. Di saat yang sama, bahasa daerah pun harus mampu membentuk generasi muda Indonesia yang sadar akan kebesaran tradisi dan budayanya.
Penyelenggaraan KBI XII melibatkan sekurang-kurangnya 1.500 orang. Sebanyak 550 orang hadir secara langsung di Jakarta dan sisanya mengikuti secara daring. Sebelum malam pembukaan, Badan Bahasa telah melakukan Pembukaan Pameran Kebahasaan dan Kesastraan dan Taklimat Media. Terdapat 12 gerai pameran yang menghadirkan beragam produk bahasa dan sastra dari penerbit, Taman Bacaan Masyarakat (TBM), Dharma Wanita Persatuan, dan unit-unit kerja di lingkungan Kemendikbudristek