30 C
Jakarta

Konsep Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Dapat Menjadi Bekal di Dunia Kerja

Baca Juga:

 

SOLO, MENARA62.COM – Masih dalam rangka Safari Ramadhan dan Pembinaan Rektor di Lingkungan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Tahun 1445 Hijriyah/2024 Masehi, segenap dosen dan tenaga pendidik (tendik) dari Fakultas Agama Islam (FAI), Lembaga Pengembangan Pondok, Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LPPIK), Pesantren Mahasiswa (Pesma) KH. Mas Masur, Pondok Hajjah Nurriyah Shobron, serta Ma’had Abu Bakar mengikuti kegiatan tersebut. Kegiatan dilaksanakan di Ruang Seminar lt.7 Gedung Induk Siti Walidah UMS, pada Selasa (26/3).

Rektor UMS, Prof. Sofyan Anif, M.Si., menyebutkan kegiatan ini merupakan pembinaan terhadap tenaga pendidik untuk memperluas proses perkaderan di kampus UMS. Hal ini terlihat dari banyaknya mahasiswa yang berlatar belakang dari sekolah-sekolah non-Muhammadiyah, sehingga proses perkaredan dinilai perlu dilakukan.

“Mahasiswa kita 69% berasal dari sekolah-sekolah non-Muhammadiyah, dan dari sekolah Muhammadiyah sekitar 31%. Kita punya target untuk proses perkaderan, dan kami bahas bersama lembaga-lembaga, biro termasuk Fakultas Agama Islam,” ungkap Sofyan Anif.

Anif juga menambahkan bahwa harus ada reaktualisasi kurikulum di dalam kegiatan Baitul Arqam, dengan melakukan pendekatan yang lebih formatif dan humanis, yang tidak berbasis fungsional ataupun struktural saja.

Selain pembinaan perihal perkaderan, Rektor UMS juga menyoroti kasus bunuh diri yang akhir-akhir ini menjadi momok di kalangan mahasiswa. Dia berpesan kepada dosen dan tenaga pendidik untuk lebih perhatian terhadap mahasiswa kondisi mental mahasiswa.

Prof. Ihwan Susila, Ph.D., selaku Wakil Rektor III bagian Kemahasiswaan dan Alumni, mengaku pihaknya bekerja sama dengan LPPIK untuk membekali mahasiswa dengan kurikulum Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Menurutnya, pembinaan tersebut tidak hanya sebagai proses perkaderan saja, melainkan bermanfaat dalam dunia kerja.

“Konsep Al-Islam Kemuhammadiyahan ini bukan sekedar bagian pembelajaran saja, melainkan mahasiswa dapat mengaplikasikan aspek-aspek agama di dunia kerja,” pungkasnya. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!