Denpasar – Bali (5/10/2019),
Globalisasi menjadikan ruang komunikasi semakin terbuka dan disparitas interaksi manusia menjadi semakin sempit, maka diperlukan kejelian dalam memaknai setiap realitas tersebut dalam peluang dan aktifitas ekonomi yang mampu membawa perubahan kesejahteraan bagi kehidupan manusia. Berangkat dari dasar pemikiran tersebut, Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Pimpinan Pusat Muhammadiyah (MEK–PPM) pada tanggal 25 – 27 Novenber 2019 menggelar acara “Muhammadiyah International Business Forum (MIBF)” dengan tema Menjalin Sinergisitas Ekonomi Ummat Menuju Indonesia Yang Mandiri, di Harris Hotel and Conventions Jln. H.O.S Cokroaminoto Denpasar–Bali. MIBF, kata Ketua MEK – PPM Mohammad Najikh, merupakan rangkaian konsolidasi ekonomi yang dilakukan oleh Muhammadiyah dalam rangka meneguhkan kembali pilar ketiga (Ekonomi) Muhammadiyah yang merupakan amanah Muktamar Muhammadiyah ke–47 thn 2015 di Makassar–Sulawesi Selatan.
“Jadi dengan adanya MIBF ini, kami ingin semua basis kekuatan dan jaringan yang dimiliki oleh MEK–PPM bisa bertemu untuk saling melakukan elaborasi dan memanfaatkan potensi ekonomi untuk bersama–sama mengembangan gerakan dakwah Muhammadiyah,” terang Najikh dalam keterangan tertulisnya.
Melalui MIBF, MEK–PPM ingin mengajak kepada jaringan kekuatan ekonomi Muhammadiyah bagaimana dalam mengembangkan pilar ketiga itu dengan keluar dari kotak pandora, artinya sudah saatnya warga Muhammadiyah untuk berinteraksi dengan pasar global. Hal itu tak lepas dari jaringan Muhammadiyah yang sudah banyak mengglobal diberbagai negara serta kemajuan teknologi dan informatika yang mengharuskan agar Muhammadiyah untuk berinteraksi dengan pasar global. Maka dari itu, dengan adanya MIBF, MEK–PPM ingin mempercepat akselerasi tersebut sehingga implementasi pilar ketiga bukan sekedar menembus ranah domestik saja tapi juga untuk pasar global.
Dalam rangkaian acara MIBF nantinya, Najikh mengungkapkan, akan dihadiri oleh para narasumber dari mancanegara yang ingin bersinergi bisnis dengan Muhammadiyah, kemudian para menteri dari Kabinet Indonesia Maju serta Bank Indonesia (BI) juga akan menyampaikan tentang kebijakan–kebijakan ekonomi dan entrepreneur Indonesia kedepan. Kemudian tak kalah pentingnya pula diacara MIBF para praktisi dan ekonom Muhammadiyah seperti Sutrisno Bachir (inspiratory Pengusaha nasional), Hendri Saparini (Pakar ekonomi), Dahlan Iskan, Teguh Wahyudi (pengusaha International), Sandiaga Salahuddin Uno, Nurhayati Subakat (Owner Wardah Kosmetik) akan memeriahkan acara tersebut.
“Dengan hadirnya para narasumber tersebut kami berharap para peserta MIBF benar–benar bisa memanfaatkan peluang–peluang bisnis di acara tersebut,” jelasnya.
Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh pihak panitia acara MIBS, akan diikuti oleh 500 peserta dari pengurus MEK Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM), Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM), Induk Baitut Tamwil Muhammadiyah (Induk BTM), Asosiasi BPRS Muhammadiyah, Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perguruan Tinggi Muhammadiyah (AFEB PTM) & Asosiasi Dana Pensiun Muhammadiyah. Untuk mengelaborasikan mereka dalam MIBS disela–sela acara ada Rapat Koordinasi Nasional Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan muhammadiyah (RAKORNAS MEK), Silaturrahim Kerja Nasional Jaringan Saudagar Muhammadiyah (SILAKNAS JSM), Rapat Koordinasi Induk Baitul Tamwil Muhammadiyah (RAKOR INDUK BTM), Rapat Koordinasi Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perguruan Tinggi Muhammadiyah (RAKOR AFEB PTM), Rapat Koordinasi Bank Pengkreditan Rakyat Syariah Muhammadiyah (RAKOR ABPRSM) dan Rapat Koordinasi Dana Pensiun Muhammadiyah (RAKOR DAPENMu).
Sementara itu, Ketua JSM Pusat, Bambang Wijonarko menambahkan, event MIBF merupakan rangkaian kegiatan jelang Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Solo-Jawa Tengah, tgl 1-5 Juli 2020. Dengan MIBF ini, semua jaringan ekonomi yang dikoordinasikan oleh MEK – PPM ingin membuktikan diri mampu untuk bersinergi dalam mendorong sektor riil ekonomi di Muhammadiyah bisa bergerak secara berjama’ah. Hal itu dengan dibuktikan sinergisitas yang sudah berjalan antara JSM, Induk BTM dan LAZISMU di akar rumput.
“Melalui MIBF di Bali, kami semua ingin mensosialisasikan sinergisitas program tersebut secara nasional untuk terus terbangun. Dengan demikian mampu menjadikan triger terdepan dalam mensukseskan pilar ketiga,” papar Bambang.