BANDUNG, MENARA62.COM – Dukungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam upaya mengidentifikasi talenta di bidang sains dalam kerangka Manajemen Talenta Nasional untuk klaster bidang sains dan inovasi terus dilakukan. Melalui perhelatan Kompetisi Penelitian Siswa Indonesia (KoPSI) Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) sederajat tahun 2021, terpilih talenta inovator dan peneliti muda tingkat nasional.
“Selamat kepada para peserta yang telah melaju ke tingkat nasional dan yang meraih medali. Meskipun ada yang belum berkesempatan meraih medali, lanjutkan karya kalian ke KoPSI jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA),” jelas Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Asep Kusmayadi, dalam sambutan penutupan KoPSI yang berlangsung secara hibrida pada pekan lalu.
Asep mengatakan, saat ini sedang dibangun sistem informasi yang merekam semua karya para peserta kompetisi yang diselenggarakan oleh Puspresnas. Sistem yang menjadi bagian dari manajemen talenta nasional ini, kata Asep, akan membawa harapan dan mimpi talenta muda ke tingkat yang lebih tinggi lebih gemilang. Melalui tema KoPSI 2021 yakni “Menduniakan Gagasan, Memulihkan Indonesia”, ia optimistis, ajang ini merupakan perwujudan implementasi Merdeka Belajar berbasis project based learning.
“Saya bahagia meski di masa pandemi, tidak memengaruhi antusiasme peserta untuk mengikutsertakan laporan penelitian dalam kompetisi,” ucap Asep bangga.
Dalam laporannya, Kepala Kelompok Kerja bidang Pendidikan Dasar, Keri Darwindo, menyampaikan bahwa peserta KoPSI tingkat nasional berjumlah 291 siswa yang terbagi atas 3 bidang yang dilombakan. (1) Ilmu Pengetahuan Sosial, Kemanusiaan dan Seni sebanyak 40 naskah diikuti oleh 96 peserta; (2) Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkungan sebanyak 40 naskah diikuti oleh 97 peserta; serta (3) Ilmu Pengetahuan Teknik dan Rekayasa sebanyak 40 naskah diikuti oleh 98 peserta.
“Peserta telah melakukan presentasi karya dan tanya jawab dengan dewan juri. Dari hasil penilaian dewan juri terungkap hasil yang luar biasa, karena sebagian besar penelitian berfokus pada ide pengembangan, serta solusi permasalahan di daerah para peserta. Sebagai contoh penelitian yang membantu petani, solusi pencegahan pencemaran sampah dan lingkungan serta pembangunan budaya seni di daerahnya,” jelas Keri.
Keri menambahkan, peserta akan diberikan medali untuk tim dari tiap bidang lomba yakni tiga medali emas, lima medali perak dan tujuh medali perunggu. “Kiranya talenta dari seluruh Indonesia tetap berkarya dan menduniakan gagasan,” tuturnya.
Pentingnya Bimbingan Berkelanjutan
Juri bidang lomba Ilmu Pengetahuan Teknik dan Rekayasa, Toto Sudiro, mengungkapkan bahwa para peserta diharapkan dapat terus dibimbing secara berkelanjutan. “Sebagai contoh kelompok Karya Ilmiah Remaja (KIR) di sekolahnya memegang peranan penting dalam mengawal para peserta didik untuk berpartisipasi di kompetisi dalam lingkup/tingkat yang lebih tinggi,” tekannya.
Ditemui saat sesi berbagi kisah inspiratif dari perwakilan juara, peraih medali emas bidang Ilmu Pengetahuan Sosial, Kemanusiaan dan Seni, Caroline Ambrauw, mengatakan, karya yang mereka bawakan memberi kebermanfaatan untuk kehidupan bumi. Hal tersebut, ujar siswa SMP Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik (YPPK) St. Don Bosco Kota Sorong, Provinsi Papua Barat ini, menjadi hal yang memotivasi untuk mengikuti KoPSI tahun 2021. Caroline dan teman-temannya membawa karya inovatif “Potensi Bank Sampah Meningkatkan Kebersihan dan Pendapatan Warga Kota Sorong”.
Caroline menyampaikan keinginannya untuk menggagas hal-hal yang dapat bermanfaat bagi kehidupan bumi ke depannya, khususnya masalah sampah. “Selain itu, kami ingin membanggakan orang tua kami, sekolah, dan Kota Sorong,” pungkasnya yang turut diamini oleh anggota tim lainnya Azalia dan Anastasia. Mereka berharap di masa mendatang sekolah yang mengikuti KoPSI akan terus bertambah supaya melahirkan banyak peneliti muda yang berprestasi untuk Indonesia.
Kisah inspiratif juga disampaikan oleh peserta kompetisi yang merupakan siswa SMP Negeri 3 Satap Barebbo, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan yang meraih medali perak bidang Ilmu Pengetahuan Teknik dan Rekayasa. Melalui karya inovatif “Rekayasa Pengungkit Tutup Tempat Sampah Otomatis di Lingkungan Sekolah”, pelajar yang dipanggil Salsa ini mengungkapkan pengalamannya saat menyiapkan karya penelitian.
“Kami kesulitan saat beberapa komponen karya penelitian kami mengalami kerusakan, namun hal tersebut tidak lantas menjadikan kami putus asa, kami segera memesan komponen tersebut di Pulau Jawa,” kata Salsa penuh semangat mewakili dua anggota tim lainnya, Rezza dan Andika.
Dalam gelaran KoPSI jenjang SMP tahun 2021 selain penganugerahan medali emas, perak, dan perunggu, turut dibagikan apresiasi untuk satu tim terpilih dalam kategori penyaji terbaik dan desain poster terbaik dari tiap bidang lomba.