MAKASSAR, MENARA62.COM– Koordinator Dewan Pertimbangan Korps Alumni Pesantren Modern Al-Ikhlash (KAPMI) Muhammad Solihin S, mendesak pemerintah untuk mendorong pembuatan Kalender Islam Internasional. Hal ini merujuk pada hasil Kongres Penyatuan Kalender Hijriah Internasional yang digelar di Istambul, Turki pada tanggal 28-30 mei 2016.
“Sudah saatnya ummat islam bersatu, selama ini ummat islam terkotak-kotak dalam perbedaan awal ramadhan, Wukuf dibulan dzulhijjah, syawal dan terutama di hari raya idulfitri”, ujar Solihin di Makassar, Kamis (17/6/2017).
Tidak jarang dalam suatu rumah rumah melaksanakan lebaran sebanyak dua kali, ini disebabkan karena perbedaan pendapat tentang terbitnya hilal. Namun, jika Kalender Islam Internasional benar-benar terealisasi maka umat islam tidak akan ada lagi lebaran dua kali dalam suatu rumah tangga.
Sebagai negara dengan jumlah pemeluk agama islam tebesar di dunia. Maka, Indonesia berhak menginisiasi pembuatan kalender islam internasional. Ujarnya.
Hal ini juga akan berpengaruh pada hal-hal lain. Seperti penetuan tanggal cuti bersama hingga jalannya perekonomian terutama transportasi dan infrastruktur pada waktu mudik.
“Jika pemerintah tidak dapat menyegerakan pembuatan Kalender Islam Internasional, maka kita perlu mendesak pemerintah untuk menambah masa cuti bersama”, tambah Anwar Sadat selaku Ketua Umum Korps Alumni Pesantren Modern Al-Ikhlash (KAPMI).