Oleh: MOH. NAUFAL DUNGGIO*)
BEKASI, MENARA62.COM – Dua ormas besar di Indonesia berusaha melayani saudaranya dari agama lain. Tapi mempunyai karakter dan program perbedaan yang sangat mencolok sekali. Kalau Muhammadiyah melayani umat Kristen dalam program membantu pemerintah dengan mencerdaskan anak bangsa melalui pendidikan tapi kalau NU menarik orang-orang Kristen yang punya jabatan dan kekuasaan untuk berhikmad bersama NU. Seperti bagaimana OPUNG LUHUT BINSAR PANJAITAN ditarik-tarik SAID AGIL SIRAJ (SAS) ketua umum NU agar bisa dekat dengan NU. Bukan hanya diri Opung aja, yang penting hepengnya. Itulah bedanya kedua ormas ini. Tapi pengikut ormas ini tetap laku dan seksi kalau menjelang PEMILU dan PILPRES. Semua berebut jadikan salah satu pengurus ORMAS NU dalam mendulang suaranya. Tapi Muhammadiyah gak pernah sekali. Sama seperti polisi dan tentara. Orang lebih memilih Jendral tentara dari pada Jendral polisi. Walaupun ada Jendral polisi yang sangat pintar.
Apa yang dikatakan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Abdul Mu’ti tentang Muhammadiyah Kristen tidak salah karena itu telah menjadi kenyataan dalam dunia nyata di BUMI CENDRAWASI PAPUA.
Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah SORONG 80% beragam Kristen dan 20% beragama Islam. Dan mereka enjoy banget sekolah kuliah dan belajar di Muhammadiyah. Tanpa dibeda-bedakan agamanya. Bahkan mereka disediakan dosen agama sendiri dari kalangan mereka. Dan yang lebih dahsyat lagi Muhammadiyah membangun gereja di dalam kampus untuk mahasiswanya. Sehingga anak-anak papua yang masih duduk di bangku SMP dan SMA sudah bercita-cita kalau sudah lulus SMA mau kuliah di Muhammadiyah. Inilah salah satu bentuk RAHMATAL LIL’ALAMIIN. Kalimat itu bukan hanya pemanis bibir tapi udah dibuktikan.
Masihkah ada orang yang menuduh Muhammadiyah ORMAS SESAT dan anti pemerintah? Apalagi saat sidang istbat penentuan awal puasa dan lebaran. Kiprah Muhammadiyah tidak bisa dihitung lagi dalam membantu pemerintah. Bukan mencari BANTUAN dari pemerintah. Itu bukan tradisi Muhammadiyah tangan di bawah meminta.
Kalau Muhammadiyah ngambek dan mogok belajar se Indonesia maka roda kehidupan tanah air akan mandek dan tidak jalan. Dan tidak pernah ketemu angkatan muda Muhammadiyah mengganggu pengajian kelompok lain yang tidak sama aliran dengan Muhammadiyah. Apalagi membubarkannya. Yang sudah mengancam mau membunuh Muhammadiyah aja hanya diserahkan kepolisi padahal bisa aja anak-anak pendekar Tapak Suci mematahkan lehernya tapi itu tidak dilakukan karena menjunjung tinggi akhlaqul karimah yang diajarkan Islam. Itu yang menyebabkan saudara kita di Papua nyaman dan senang berada di lingkungan Muhammadiyah. Mereka begitu semangat menyanyikan himne dan MARS Muhammadiyah.
Ya Allah .. Tuhan Robbiku
Muhammad utusanku
al Islam agamaku
Muhammadiyah gerakanku …
Ini sekelumit bait dari HIMNE Muhammadiyah yang dinyanyikan anak-anak yang sekolah di Muhammadiyah. Dan tidak jadi masalah. Anak-anak Papua tidak jadi KKB OPM karena menyanyikan itu. Hati mereka menjadi teduh habis menyanyikan itu walau agamanya kristen. Beginilah Muhammadiyah dalam berdakwah. Merangkul bukan memukul. Mencintai mengasihi bukan membenci. Mengajak bukan memalak.
Inilah Muhammadiyah harus kita pertahankan marwahnya dan kepribadiannya ini sampai akhir zaman. Sebab disinilah di Muhammadiyah tempat kita beramal dan menjaga kelangsungan kehidupan berbangsa dan bertanah air.
Nuun walqolami wamaa yasturuun.
Wallahul muwaffiq …
Wallahu A’lam …
By:
(Aktivis dan Ustadz Kampung)
Bekasi, 070623.