JAKARTA, MENARA62.COM – Akses informasi dan kegiatan tanpa terkendala ruang dari berbagai pakar regional dan international merupakan keniscayaan. Hal tersebut bisa dilihat dari rangkaian kuliah online yang digelar The International Institute of Islamic Thought/ Institut Internasional Pemikiran Islam (IIIT).
Shahran Kasim selaku Koordinator Pembelajaran Online IIIT Asia Timur dan Tenggara menyampaikan bahwa kuliah online yang digelar pada Jum’at, 25 Maret 2022 menampilkan Dr. Anis Malik Thoha Assoc. Professor, Faculty of Usuluddin cum, Deputy Dean, Faculty of Islamic Development Management Sultan Sharif Ali Islamic University (UNISSA) Brunei Darussalam. Tema yang diambil adalah “Tauhid dan Implikasinya kepada Pemikiran dan Kehidupan” yang digelar dengan secara daring melalui zoom, Youtube dan live Facebook sebagai rangkaian kuliah online yang rutin digelar sampai akhir Maret 2022.
Prof. Anis Malik Toha dalam paparannya menjelaskan tauḥīd sebagai prinsip etika/estetika (axiology) mendasari keseluruhan nilai perbuatan yang semestinya dilakukan manusia, dari hulu (konseptual) sampai hilir (praktikal). “Apa, kenapa, bagaimana dan untuk apa amal perbuatan yang bernilai (bermoral dan indah) itu. Oleh karenanya, Tauḥīd adalah standar dan tolok ukur keadaban, dan beraspirasi menciptakan kehidupan yang beradab,” katanya.
Secara keilmuan Aksiologi berasal dari kata Yunani: axion (nilai) dan logos (teori,
ilmu), yang berarti teori tentang nilai.
Dengan pendekatan ini issues dalam aksiologi ini menyangkut antara lain untuk apa pengetahuan/ilmu itu digunakan, bagaimana kaitan antara cara penggunaannya dengan kaidah-kaidah moral, bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral. Juga bagaimana kaitan metode ilmiah yang digunakan dengan norma-norma moral dan professional.
Tauḥīd sebagai prinsip aksiologi berarti bahwa tauḥīd adalah sumber ilmu, the core of normativeness dan the highest Truth atau summum bonum. Hal ini telah disampaikan dalam Al Qur’an betapa Sesungguhnya Allah adalah Maha Indah dan mencintai keindahan.
Disamping itu konsistensi tauḥīd dalam memastikan kehidupan yang beretika (bermoral) dan berestetika (indah) serta etika meliputi semua lini hubungan manusia, secara vertical maupun horizontal. Estetika meliputi semua cipta, karsa, kreativitas dan inovasi manusia dalam upaya menghadirkan Allah SWT dalam setiap langkah perbuatan kita, bahkan pada setiap tarikan nafas kita, bahkan hingga pada nafas yang terakhir kita meninggalkan dunia ini untuk menghadap kehadirat-Nya.