SOLO,MENARA62.COM – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar kuliah umum dengan menghadirkan Prof. Dr. Nahla Shabry As-Sha’idy, Dekan Fakultas Studi Islam Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir. Acara berlangsung pada Senin (10/2/2025) di Auditorium Moh. Djazman Kampus I UMS.
Kuliah umum ini dihadiri oleh Rektor UMS, Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si., mahasiswa Fakultas Agama Islam (FAI), santri Ma’had Abu Bakar, Pondok Shabran, dan Pesma Mas Mansur UMS.
Dalam sambutannya, Rektor UMS mengucapkan selamat datang dan menyampaikan rasa gembiranya atas kehadiran Prof. Nahla. Anif juga memaparkan perkembangan UMS yang berdiri sejak 1958 dan kini telah memiliki 12 fakultas dengan 81 program studi serta kini mengurus lebih dari 40 ribu mahasiswa.
“Kami berharap kerja sama dengan Al Azhar Kairo dapat segera terwujud dan membawa manfaat besar bagi kedua institusi,” ungkapnya.
Sebelum pemaparan materi, Nahla menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat dari UMS dan menegaskan komitmen Al Azhar untuk terus membina para penuntut ilmu dari Indonesia.
“Grand Syekh Ahmed El-Tayeb selalu mengingatkan pentingnya membina mahasiswa Indonesia dan memberikan perhatian khusus bagi mereka,” tuturnya.
Dalam kuliah umum yang dipandu oleh Nur Sillaturohmah H., Lc., M.H., dosen dari Universitas Al-Azhar Kairo itu membahas peran ibu dalam pendidikan karakter anak.
Menurutnya, seorang ibu tidak hanya berperan dalam mengasuh anak tetapi juga memiliki tanggung jawab menanamkan nilai-nilai mulia dalam kehidupan mereka. Ia menjelaskan pentingnya menjaga spiritualitas ibu agar mampu menanamkan nilai agama, akhlak, kekeluargaan, serta keseimbangan psikologis dan emosional kepada anak.
Nahla juga menekankan bahwa menanamkan kedisiplinan ibadah sejak usia dini adalah kunci keberhasilan pendidikan karakter, sebagaimana dicontohkan dalam hadis Rasulullah SAW tentang perintah shalat bagi anak sejak usia tujuh tahun.
“Anak harus dibiasakan mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya agar mereka merasakan manisnya iman. Jika nilai-nilai ini tertanam dengan baik, manfaatnya akan dirasakan tidak hanya oleh anak tetapi juga oleh keluarga dan masyarakat sekitar,” jelasnya.
Lebih lanjut, Nahla menyoroti pentingnya nilai-nilai akhlak seperti kejujuran, amanah, ikhlas, keberanian, dan keadilan dalam kehidupan sehari-hari. Ia mencontohkan kisah Sayyidina Hamzah yang membela Rasulullah SAW meskipun saat itu belum memeluk Islam, sebagai teladan keberanian dan keteguhan prinsip.
Selain itu, Dekan Fakultas Studi Islam Universitas Al Azhar Kairo itu menegaskan peran ibu dalam membentuk karakter anak dengan menanamkan nilai kekeluargaan, saling mendukung antar anggota keluarga, serta menanamkan kebiasaan berbicara baik.
“Perkataan yang baik adalah indikator iman dan dapat mempererat ukhuwah. Al-Qur’an mengajarkan kita untuk saling memaafkan dan mengontrol emosi,” tambahnya.
Nahla juga mengingatkan pentingnya mendidik anak secara psikologis dan emosional dengan memberikan contoh tarbiyah yang dilakukan oleh ibunda Imam Malik.
“Seorang ibu harus cermat dalam mengarahkan potensi anak dengan cara yang penuh kasih sayang dan kesabaran agar dapat berkembang secara optimal,” ujarnya.
Di akhir sesi, beliau menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi generasi saat ini yang mengalami degradasi nilai akibat kurangnya perhatian dari para ibu dalam menjalankan perannya sebagai pendidik utama di rumah.
“Kita perlu kembali kepada peran utama ibu sebagai madrasah pertama bagi anak-anak, agar mereka tumbuh dengan karakter yang kuat dan nilai-nilai Islam yang kokoh,” pungkasnya. (*)