Kunci Ahli Sedekah
Khotbah Pertama:
Alhamdulillah. Pertama dan utama marilah tiada henti kita panjatkan raya syukur yang dalam kehadirat-Nya, karena hanya karena rahmat-Nyalah, maka pada kesempatan ini kita masih diberikan umur panjang, kesehatan dan kesempatan, sehingga dengan semua karunia itu kita bisa mendirikan ibadah sholat Jumah di masjid ini. Bersandar pada firman Allah Swt dalam QS. Al-Jumah- 62 ayat:9. “ Wahai orang-orang yang beriman ! Apabila telah diseru untuk melaksanakan sholat pada hari jumat, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkan jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui,” Sholat dan salam senantiasa tercurahkan kepada panutan kita, suri tauladan kita semua, Nabi Muhammad Saw. Semoga kita termasuk kedalam umatnya yang akan mendapatkan syafaatnya di hari kemudian. Amin.
Jamaah Sholat Jumah yang dirahmati Allah swt.
Jika kita cermati kita Suci Al-Quran, Allah Swt gemar menggunakan kata untung rugi. Beberapa penjelasan ahli tafsir, menerangkan karena Qur’an turun di tanah Arab yang mayoritas mata pencahariannya adalah pedagang, maka kalau pedagang dicolek dengan kata untung rugi, mereka akan “nyambung”. Salah satunya bisa kita lihat firman-Nya dalah QS. Fatir 35-ayat 29.
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al–Qur’an) dan melaksanakan salat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi.”
Dalam ayat ini ada 3 ciri orang yang mau berdagang kepada Allah Swt dan mereka tidak akan pernah merugi. Allah kalau sudah berjanji, tidak pernah mengingkari-nya. Sehingga yakinlah jika kita tidak ingin merugi berdagang, mari kita jalankan 3 hal berikut.
Pertama : Orang yang selalu membaca Al-Quran.
Kedua : Perdagangan kedua adalah Mendirikan Sholat.
Ketiga : Gemar bersedekah. Infak di Jalan Allah.
Pada khotbah kali saya akan sampaikan lebih khusus tentang :Infak dan Sedekah di jalan Allah sebagai bisnis yang tidak merugi. Dan kalau Allah sudah berjanji tidak pernah mengingkari janji-Nya.Yakin itu. Kalau berdagang dengan komoditas barang dan relasi orang atau manusia- kemungkinan ada dua : untung dan rugi. Namun jika berbisnis atau berdagang dengan Allah pasti untung.
Bahkan dijelaskan dalam Al- Munafiqun ayat 10 : Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian dating kepada salah seorang diantara kamu, lalu dia berkata (menyesali) : Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda kematianku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh”
Memang secara matematika, ketika kita infak atau sedekah, maka harta kita akan berkurang. Namun sejatinya Allah Swt akan mengganti dengan yang lain – bisa lebih, bisa saat itu juga atau lain kali, sekehendak kuasaAllah Swt. Ujudnya juga tidak harus berupa harta, materi, namun bisa berupa kesehatan, kebahagiaan atau yang lainnya. Kita bisa baca firman-Nya dalam surat At-Talaq: 65 ayat 2.
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya,
Artinya, ketika kita beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt, salah satunya dengan gemar berinfak/bersedekah – maka Allah akan memberikan jalan keluar saat kita mempunyai masalah. Subhanallah. Siapa orangnya yang hidup tanpa masalah. Pasti mempunyai. Namun semua itu ada dalam genggaman-Nya. Allah yang memberikan solusi. Mengurai. Kita pasti pernah mengalami hal semacam. Rasa-nya plong. Jalan keluar yang tidak pernah kita sangka, namun Allah memberikan solusi.
Jamaah yang dirahmati Allah Swt.
Kapan kita berinfak atau sedekah? Apakah harus saat tanggal muda atau saat kita sedang banyak uang? Islam memberikan jawaban yang indah dengan bahasanya : Kita bisa berinfak sedekah saat longgar maupun sempit. Soal pahala-tentu kita pasrahkan kepada Allah Swt. Kita bisa baca dalam QS. Ali Imran:3 ayat 134 :
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
Ayat sebelumnya menjelaskan janji orang yang melakukan itu akan diberikan/disediakan surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Kurang apa Allah coba, janji kepada orang yang gemar berinfak sedekah dijalan Allah swt.
Karena sejatinya harta yang kita miliki, yang kita cari siang malam tiada henti, ada sebagian hak milik orang lain yang harus kita keluarkan. Jika tidak, maka dalam Hadits Qudsi, Aku (Allah) sendiri yang akan mengambilnya dengan cara-Ku sendiri. Subhanallah. Cinta harta, boleh. Karena itu bagian dari karunia yang diberikan kepada Allah. Yang tidak boleh adalah kecintaan yang berlebihan, hingga melupakan kewajiban untuk mengeluarkan sebagian harta kita melalui zakat, infak pun sadakah. Baik secara sembunyi atau terang-terangan.Karena sesungguhnya, harta kita yang akan menjadi bekal kita diakhirat nanti adalah adalah yang kita infakkan, yang kita sadakahkan.
Sampai-sampai Rasul menandaskan dalam hadits sahehnya : Secara subtansi harta kita akan bertambah dan bertambah. Balyaza’-balyaza’. Hadits lain : Rasulullah SAW bersabda ” Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sedekah”. (HR Al-Baihaqi). Dalam salah satu hadits Qudsi, Allah berfirman: ”Hai anak Adam, infaklah (nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku memberikan nafkah kepadamu“. (HR Muslim).
Akhirnya jangan sampai ada rasa takut kita dengan berinfak atau sadekah, harta kita akan berkurang. Justru akan berlaku hukum sebaliknya.
Kotbah Kedua:
Jamaah Sholat Jum’ah yang dirahmati Allah Swt. Marilah hidup yang hanya sekali-kalinya ini, jangan sampai kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang merugi. Sebaliknya menjadi orang yang beruntung. Kuncinya 3 : Gemar Membaca Al-Quran, Menegakkan Sholat dan Gemar Infak-Sedekah baik secara sembunyi maupun terang-terangan. Namun kita ini lemah tanpa pertolongan-Nya. Maka mari bersama kita tundukkan hati dan kepala, bermunajat kepada-Nya agar dikuatkan hati kita untuk senantiasa berada di jalan yang lurus. Seraya yakin bahwa harta yang kita infakan atau sedekahkan, tidak akan hilang. Semua akan kembali kepada diri . *Hari Ashari, SIP. PCM Sleman periode 2024 – 2029. Mengajar di SMP Muhammadiyah Turi Sleman