oleh: Machnun Uzni, S.I.Kom
Founder Sahabat Misykat Indonesia
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.(QS. 2 Al Baqarah;186)
Tak ada harapan dan permintaan sesungguh kalimat doa.
Saat dirimu berdoa, apa yang kau sampaikan itulah isi hatimu paling murni. Jika itu adalah perasaan, maka perasaan paling dalam. Jika itu adalah keinginan, maka keinginan paling asli. Jika itu adalah kerinduan, maka kerinduan paling melekat.
Apa yang paling mengendap di batin, itu pula yang biasanya akan kaulantunkan dalam bisikan-bisikan doamu. Kalau batinmu dipenuhi ingatan hutang, maka doamu tak akan jauh dari permohonan dimampukan melunasi hutang. Saat batinmu dipenuhi harapan kemakmuran, doamu tak akan jauh-jauh dari kalimat permohonan rejeki.
Kembali ingatan kita kerumah, menelusuri ruang-ruang sunyi rumah tangga dengan segala pernak-perniknya.
Cinta itu Al Hubb, yang artinya saripati atau inti perasaan. Sesuatu yang berada di kedalaman hati paling dalam. Mencintai seseorang berarti meletakkan nama di kedalam hati ini. Seberapa besar cintamu, seberapa kuat nama itu menancap di sini.
Tentang sakinah yang dalah tafsir Al Azhar karya Hamka (GIP;2005) menjelaskan sakinah dengan “Agar tenteramlah kamu kepadanya”, artinya akan gelisahlah hidup kalau hanya seorang diri karena kesepian, terpencil tidak berteman.
Sakinah dipahami sebagai kegembiraan, ketenangan hati, keamanan serta kestabilan dalam menjalankan kehidupan perkawinan setelah menemukan pasangan hidup atau jodoh. Kepercayaan yang penuh pada hidup, percaya pada kekuatan yang diberikan Allah SWT., tidak mengeluh karena halangan yang bertemu di tengah jalan, melainkan berusaha mengatasi dan melewati halangan dengan akal yang baik, dengan fikiran yang teguh dan hati yang lapang.
Selanjutnya Hamka menafsirkan Mawaddatan yang kita artikan dengan cinta, ialah kerinduan seorang laki-laki kepada seorang perempuan dan seorang perempuan kepada seorang laki-laki yang dijadikan Allah tabiat atau kewajaran dari hidup itu sendiri.
Tiap-tiap laki-laki yang sehat dan perempuan yang sehat, senantiasa mencari teman hidup yang disertai keinginan menumpahkan kasih sayang. Tetapi karena hidup bersuami-isteri itu bukan semata-mata mawaddatan, bertambah mereka tua, bertambahlah kasih mesra kedua pihaknya bertambah dalam. Itulah dia rahmah.
Suami dihormati dan isteri dihargai, karena pantas untuk dihormati dan dihargai. Orangtua dikhidmati oleh anak-anaknya, anak percaya dan sayang kepada ibu bapaknya.
Maka, nama yang selalu kau sebut dalam doamu itulah cintamu. Jika doamu sampai menyebut nama-nama tertentu, itu bukti bahwa nama-nama itu berada di dasar hati paling dalam, paling kaupikirkan.
Nama yang menjadi fokus perhatianmu saat ini. Nama yang menjadi saripati perasaanmu.
Jika masih bersendirian, menyebut nama dalam doa biasa jadi keinginan hatimu dipertautkan hatinya dan itu boleh saja, sebagai bagian istiharoh, bagian upaya jiwa untuk dipertemukan dalam doa ke doa.
Jika kita dalam hubungan rumah tangga, maka menyebutnya sebagai doa. Kebaikan yang kita inginkan dari pasangan,
Mari kita cek ulang. Jika dalam doamu tak pernah terlintas nama-nama, maka jangan-jangan hatimu memang tak pernah mencintai. Orang-orang yang selama ini bersamamu tak tertera namanya dalam hatimu.
Jadi, seberapa sering kausebut nama pasanganmu (atau calon yang kau inginkan) dalam doamu?