29.9 C
Jakarta

LAPAN Gelar Pengamatan Gerhana Bulan Total di 9 Lokasi

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Gerhana Bulan Total (GBT) atau Bulan Merah Super atau Super Blood Moon akan kembali melintasi langit Indonesia pada Rabu (26/5/2021). Menyambut fenomena langka tersebut, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) akan mengadakan pengamatan serentak dari sembilan lokasi LAPAN di seluruh Indonesia.

Pengamatan tersebut dapat disaksikan melalui kanal YouTube LAPAN RI dan juga kanal YouTube masing-masing Balai dan Stasiun LAPAN untuk pengamatan di daerah. Balai dan Stasiun LAPAN dari barat hingga ke timur Indonesia sudah bersiap melakukan pengamatan dengan menyiapkan perangkat keras seperti teleskop, kamera, komputer, dan sebagainya. Serta perangkat lunak berupa jaringan hingga peralatan streaming agar bisa disaksikan seluruh masyarakat Indonesia.

Untuk memeriahkan fenomena ini, penghobi foto dapat pula mengikuti kompetisi fotografi Gerhana Bulan Total yang ketentuannya dapat dilihat melalui media sosial Instagram @LAPAN_RI.

Peneliti Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) LAPAN, Andi Pangerang, mengungkapkan bahwa Gerhana Bulan kali ini cukup unik karena beriringan dengan terjadinya Perige, yakni ketika Bulan berada di jarak terdekat dengan Bumi. “Mengingat lebar sudutnya yang lebih besar 13,77% dibandingkan dengan ketika berada di titik terjauhnya (apoge) dan kecerlangannya 15,6% lebih terang dibandingkan dengan rata-rata atau 29,1% lebih terang dibandingkan dengan ketika apoge, gerhana Bulan kali ini disebut juga sebagai Bulan Merah Super,” kata Andi dalam siaran persnya, Selasa (25/5/2021).

Durasi fase total gerhana juga terbilang cukup singkat, yakni 14 menit 30 detik. Puncak gerhana sendiri akan terjadi pada pukul 18.18.43 WIB / 19.43.18 WITA / 20.43.18 WIT dengan jarak 357.464 kilometer dari Bumi, sementara itu puncak Perige terjadi pada pukul 08.57.46 WIB / 09.57.46 WITA / 10.57.46 WIT dengan jarak 357.316 kilometer dari Bumi.

Pada saat bulan purnama, Matahari dan Bulan akan berada dalam satu garis lurus, sedemikian rupa sehingga cahaya Matahari dapat menerangi permukaan Bulan secara maksimal, maka bulan nampak bulat sempurna dipandang dari Bumi.

Andi menambahkan, bahwa kedudukan membentuk garis lurus seperti ini dikenal dengan istilah oposisi (solar) atau istiqbal, sehingga Matahari dan Bulan membentuk sudut 180 derajat satu sama lain dalam peredarannya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!