DEPOK – Penginderaan jauh memiliki peran yang sangat penting bagi pembangunan bangsa. Data yang dihasilkan dari penginderaan jauh bisa dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan seperti bidang pangan, perumahan, mitigasi bencana, pariwisata, ekonomi dan lainnya.
Mengingat pentingnya penginderaan jauh, LAPAN kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Prof. Thomas Djamaludin, LAPAN telah mengembangkan Bank Data Penginderaan Jauh Nasional dan Sistem Pemantauan Bumi Nasional. Bank data ini bisa dimanfaatkan oleh kementerian/lembaga dan pemerintah daerah secara cuma-cuma.
“Ini merupakan upaya kami untuk mengoptimalkan penyediaan data dan informasi secara cepat, akurat, dan mudah,” jelas Thomas saat membuka Seminar Nasional Penginderaan Jauh (Sinas Inderaja) ke lima yang digelar LAPAN Selasa (31/7).
Data penginderaan jauh tersebut diperoleh dari citra satelit. Data tersebut kemudian digunakan oleh kementerian, lembaga pemerintah, dan pemerintah daerah dalam berbagai bidang terutama untuk menunjang pembangunan nasional.
Contoh pemanfaatan data dan informasi penginderaan jauh tersebut antara lain di bidang perumahan dan pemukiman, informasi dari penginderaan jauh digunakan untuk pemetaan wilayah untuk perencanaan pembangunan perumahan atau pemukiman.
Di bidang pengembangan dunia usaha dan pariwisata, penginderaan jauh digunakan untuk pemetaan Kawasan Ekonomi Khusus dan Kawasan Industri Prioritas. Di bidang ketahanan pangan, data tersebut dimanfaatkan untuk pemetaan lahan baku sawah, prediksi luas panen, serta pemetaan jaringan irigasi.
“Citra satelit penginderaan jauh bisa memantau fase pertumbuham padi, masa panen dan produktivitas padi,” jelas Thomas.
Selain itu, data penginderaan jauh juga memiliki peran yang besar dalam pembangunan infrastruktur dan penanggulangan bencana.
Thomas mengatakan sejak terbutnya Inpres nomer 6 tahin 2012, LAPAN telah ditetapkan sebagai satu-satunya lembaga penginderaan jauh nasional. Itu artinya LAPAN memiliki tanggungjawab besar untuk penyediaan produk penginderaan jauh.
“Sebelumnya kementerian, lembaga dan pemerintah daerah melakukan citra penginderaan jauh secara sendiri-sendiri,” lanjut Thomas.
Diakui disatukannya tanggungjawab penginderaan jauh di LAPAN, pengeluaran negara untuk penginderaan jaun menjadi sangat hemat. Mengingat sejak data awal disiapkan hingga selesai disediakan oleh LAPAN dengan dana APBN.
Sebagai gambaran pada 2016 LAPAN mengalokasikan dana untuk penginderaan jauh senilai Rp 210 miliar. Tentunya jika lembaga lain melakukan hal sama, juga akan membutuhkan dana yang cukup besar meski tak sebesar LAPAN.
Thomas mendorong kementerian dan lembaga, pemerintah daerah maupun lembaga lain untuk berkoordinasi dengan LAPAN dalam hal kebutuhan penginderaan jauh ini. Koordinasi kebutuhan penginderaan jauh tentunya harus dilakukan jauh hari sebelumnya agar LAPAN dapat menyiapkan dengan baik.
Dalam penyediaan data penginderaan jauh, Thomas mengakui adanya kendala yang tidak bisa diabaikan dan sangat mempengaruhi hasil penginderaan jauh dari citra satelit, yakni adanya awan. Penerimaan citra radar bisa mengatasi kendala tersebut meski lebih rumit dan inteprestasinya lebih sulit.