JAKARTA, MENARA62.COM – Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) justru sedang berpolitik lantaran menganggap gerak tari/koreo pendukung Persib Bandung soal “Save Rohingya” sebagai pelanggaran.
“Justru PSSI yang sedang berpolitik dengan tafsirnya tersebut sehingga memaknai aksi kemanusiaan yang dilakukan Bobotoh tersebut sebagai aksi politik… Kami prihatin,” kata Dahnil lewat keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Jumat (15/9/2017).
Menurut dia, pemberian sanksi denda oleh PSSI kepada Persib karena tindakan Bobotoh yang memainkan koreo “Save Rohingya” bertentangan dengan nilai kemanusiaan. Ketika pendukung bergeser merawat nalar kemanusiaan justru PSSI hadir dengan nalar politik.
Untuk itu, dia mengatakan Pemuda Muhammadiyah akan menggalang pengumpulan koin untuk ikut membayar denda yang dijatuhkan PSSI kepada Persib Bandung.
Pengumpulan dana untuk membayar denda itu bertajuk Gerakan #KoinUntukPSSI.
“Maka kami dukung Bobotoh, pendukung Persib, bayar denda Ke PSSI dalam bentuk Koin melalui Gerakan #KoinUntukPSSI sebagai simbol matinya nilai kesejatian sepak bola yakni menggembirakan kemanusiaan,” kata dia.
Sepak bola, kata dia, sejatinya sama seperti olah raga lainnya yang hadir untuk menggembirakan kemanusiaan. Ketika sepak bola dimaknai sekadar tentang permainan dan skor, maka olah raga kulit bundar itu kehilangan makna sejatinya, yakni menggembirakan kemanusiaan.
Dia mengatakan salah satu komitmen yang dirawat oleh Pemuda Muhammadiyah selama ini adalah terus menggembirakan kemanusiaan melalui berbagai program, aksi advokasi dan pemberdayaan untuk menghadirkan keadilan bagi seluruh umat manusia.
Termasuk salah satunya, kata dia, melalui Program Warung Gratis untuk Dhuafa yang digelar setiap Jumat siang.