PALU, MENARA62.COM — Muhammadiyah Disaster Managemant Center (MDMC) hampir sepekan setelah bencana gempa bumi dan tsunami melanda sejumlah wilayah di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), mulai menjalankan program pelayanan kesehatan kepada para pengungsi akibat gempa di Kota Palu.
Pelayanan kesehatan tersebut, dalam bentuk pembukaan pos pelayanan kesehatan dan layanan kesehatan mobile di beberapa titik, di antaranya mengunjungi beberapa warga di jalan Jabal Nur lorong Bukit Sofa, Kelurahan Talise, dan di halaman LPP RRI Kota Palu jalan Kartini.
Tim medis MDMC harus berjalan kaki menuju beberapa titik lokasi pelayanan kesehatan, dari Pos Koordinasi (Poskor) MDMC di halaman Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu, akibat kurangnya ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk menunjang transportasi.
Pelayanan kesehatan MDMC dimulai sejak Selasa (2/10/2018), dan hingga Kamis (4/10/2018) sore sudah melayani sebanyak 302 orang pasien.
“Kami menerima berbagai macam keluhan, seperti demam, batuk, pilek, nyeri, gatal-gatal dan diare,” kata salah seorang tim medis MDMC, dr. Willy.
Willy menjelaskan, di antara penyebab timbulnya gejala penyakit yang dialami oleh sebagian besar pengungsi, adalah cuaca panas pada siang hari dan cuaca dingin di malam hari. Selain itu, kondisi pengungsi yang tidur di bawah tenda-tenda darurat, kurangnya sanitasi dan ketersediaan air bersih, serta makanan yang kurang bergizi, turut memengaruhi berkurangnya daya tahan tubuh sehingga mudah diserang penyakit.
“Target kami memberikan pelayanan kesehatan sebanyak mungkin untuk warga Muhammadiyah, warga yang kami dampingi, dan sebanyak banyaknya yang dapat kami jangkau,” ujar anggota tim medis lainnya, dr. Zee menambahkan.
Informasi update dari Posko Kasatgab penanggulangan bencana gempa bumi dan tsunami Sulteng, hingga Kamis (4/10) pukul 18.06 WITA jumlah korban meninggal dunia mencapai 1.558 orang, 2.549 luka-luka, 113 orang hilang, 152 orang tertimbun, dan jumlah pengungsi mencapai 70.821 orang. Satgasgab masih terus melakukan upaya evakuasi dan penyelamatan korban.
Secara umum 111 relawan MDMC saat ini telah menjalankan berbagai program, yakni mengelola sebanyak 3.051 orang pengungsi di 4 titik pengungsian, melakukan distribusi logistik ke 351 jiwa, mempersiapkan lahan untuk hunian darurat para pengungsi, operasi Urban SAR di reruntuhan hotel Roa Roa yang menemukan delapan jenazah, melakukan kegiatan psikososial, serta membuka dapur umum yang melayani pengungsi baik dewasa dan balita di Poskor MDMC Fakultas Ekonomi Unismuh Palu. (*)