32.9 C
Jakarta

Lazismu Gelorakan Gerakan Filantropi sebagai Jalan Perbaikan dan Kemajuan Umat

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Gelorakan spirit kepedulian, Lembaga Amil Zakat Nasional dalam hal ini Lazismu selenggarakan Ziska Lifestyle Festival 2018 pada Jumat (7/12/2018) di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Festival zakat sebagai gaya hidup itu resmi dibuka oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir. Dalam sambutannya ia mengatakan semangat menggebu yang dimiliki oleh warga persyarikatan terlihat begitu bergelora.

Muhammadiyah ketika berada dilokasi yang terpencil, dengan jumlah warga yang sedikit namun mampu mengumpulkan Zakat, Infak dan Shadaqah (ZIS) dengan jumlah yang besar,” terangnya. Gelora ini harus dihimpun dengan rapi untuk dimanfaatkan dalam pembangunan umat dan bangsa kedepan untuk lebih berkemajuan.

Hadir dalam acara ini, Gunawan Budianto (Rektor UMY), Hilman Latief selaku Ketua Badan Pengurus Lazismu beserta Gita Danu Pranata (Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY). Di hadapan peserta Rakernas dan Amil Camp, Gita Danu dalam sambutannya berpesan untuk menguatkan jati diri dan peran strategis Lazismu. Hadirnya Lazismu di tengah-tengah semangat beragama warga persyarikatan menjadi kebanggaan, bukan hanya bagi internal Muhammadiyah. Tapi juga bagi segenap penggerak dan pemerhati gerakan filantropi sosial dan kemanusiaan.

“Jati diri dan semangat filantropi harus tetap konsisten sebagai manifestasi gerakan zakat yang berasas pada tugas menggembirakan umat,” sambungnya.

Senada dengan gelora filantropi disampaikan oleh Haedar Nashir, Gita menginginkan semangat yang dimiliki oleh warga persyarikatan harus diarahkan kejalan perbaikan dan kemajuan umat. “Lazismu hadir memiliki tujuan untuk kemajuan Islam dan khususnya Muhammadiyah,” pungkasnya. Acara ini sekaligus untuk membuka rangkaian acara Kemah Amil (Amil Camp) dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lazismu.

Dalam kesempatan itu, Ketua Badan Pengurus Lazismu Hilman Latief menjelaskan Rakernas bagi para amil merupakan kesempatan yang tepat untuk berbagi ide dan wawasan. Kehadiran praktisi dan inovator program filantropi untuk pengembangan inovasi dalam aspek pelayanan, penghimpunan, pengelolaan, pendistribusian dan pendayagunaan dana ZISKA. Sedangkan, “Amil Camp” menjadi sarana untuk para amil dalam meningkatkan wawasan dan berbagi pengalaman dalam mengelola Lazismu di daerah masing-masing,” terangnya.

Dalam Rakernas ini pula pembahasan laporan tahunan dan evaluasi kinerja 2018 akan disampaikan sebagai acuan untuk peningkatan kinerja program di 2019. Adapun kinerja tahun sebelumnya ini merupakan pijakan untuk memperkuat strategi pencapaian target program secara nasional terutama di bidang pendidikan (beasiswa sang surya dan beasiswa mentari; insentif buat guru honorer, kapasitas kelembagaan dan SDM pendidikan), akses kesehatan, pemberdayaan ekonomi dan bidang sosial dakwah yang berkemajuan.

“Hilman berharap di 2019 ada kenaikan capaian kinerja Lazismu yang dapat diukur dengan kekuatan akuntabilitas yang memadai,” paparnya.

Untuk itu, kerja sama dengan berbagi pihak, baik pemerintah, swasta atau pun gerakan masyarakat sipil (civil society) dalam pembiayaan program-program strategis perlu ditingkatkan kembali. Seperti mengurangi ketimpangan wilayah, stunting, meningkatkan capaian SDGs, serta membangun sinergi dan kolaborasi yang lebih baik dalam pelaksanaan berbagai program.

Revolusi teknologi informasi 4.0 adalah fakta yang tidak bisa diabaikan. Dampak sosialnya (social impact) juga turut memengaruhi gerakan zakat (filantropi) di Indonesia. Untuk mencapai itu, kata Hilman Latief, inovasi gerakan zakat sangat diperlukan. Ia menilai perhelatan ini mampu memotivasi dan menambah pengalaman baru amil yang berkarakter dan berkemajuan. “Amil yang berdedikasi, amanah, kreatif, inovatif dan profesional” tutupnya. (an)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!