SEMARANG, MENARA62.COM – Menyambut hari raya Iduladha 1440 H, lembaga zakat Muhammadiyah Lazismu Kota Semarang gelar Pelatihan Penyembelihan Halal, Sabtu (3/8/2019). Kegiatan bertema Qurban Untuk Kemanusiaan tersebut memberikan informasi yang benar tentang proses penyembelihan sesuai aturan syariat Islam.
“Dalam hal ini salah satu point kuncinya adalah bagaimana melaksanakan proses penyembelihan agar menghasilkan makanan halal dan proses tersebut tidak menyimpang dari ajaran Islam,” kata Arga Dahana, Ketua Panitia.
Pelatihan ini melibatkan dua unsur narasumber, pertama dari Majelis Tabligh PDM Kota Semarang, yang membawakan materi tentang penyembelihan yang halal dari sisi syar’i. Kemudian dilanjutkan dengan pengenalan bilah pisau yang benar, serta praktek menyembelih dan menguliti secara efektif, yang dibawakan oleh komunitas Juleha (juru sembelih halal).
Arga bersyukur antusiasme peserta untuk mengikuti kegiatan tersebut sangat tinggi. Kegiatan yang semula dijadwalkan selesai pukul 13:00 WIB, molor menjadi pukul 14:00 WIB.
“Kegiatan yang ditawarkan kepada masyarakat ini ternyata sangat dibutuhkan oleh kalangan tertentu, dalam hal ini juru sembelih,” lanjut Arga.
Kegiatan tersebut melibatkan personil kantor layanan ZIS di tingkat cabang (PCM) guna menjalin koordinasi yang efektif antar KL di lingkungan kerja Lazismu.
Selain kegiatan pelatihan penyembelihan, Lazismu Kota Semarang juga akan menggelar kegiatan ibadah shalat idul adha. Pelaksanaan shalat ini diselenggarakan di masing masing tempat konsentrasi jamaah. Ada yang terkonsentrasi di masjid, sekolah maupun di majelis pengajian di masyarkat.
Pada saat pelaksanaan shalat hari raya ini, Lazismu menekankan agar di semua lokasi jamaah, KL Lazismu harus aktif memberikan pelayanan maksimal kepada seluruh jamaah yang sudah mempunyai niat infaq dan shadaqah. Pelayanan tidak terbatas pada safari kotak kardus, namun kantor layanan sudah saatnya mempersiapkan personil yang siap melayani secara fisik dilengkapi dengan meja dan peralatan memadai, didukung dengan alat promosi yang standard.
Adapun tasyrik hari pertama Lazismu Kota Semarang melaksanakan penyembelihan hewan qurban di desa binaan Rowosari, Tembalang. Di musim kemarau seperti sekarang ini, Rowosari adalah salah satu titik rawan kekurangan air bersih. Suplai air ke jaringan pipa PDAM sudah mengalami penyusutan, hingga pelayanan air bersih di Rowosari di lakukan dengan cara droping menggunakan tangki.
“Beruntungnya masyarakat Rowosari masih mempunyai cadangan air sungai Gede, hingga tiap hari banyak warga yang memanfaatkan air sungai ini untuk mandi dan mencuci pakaian,” jelas Arga.
Tasyrik hari kedua direncanakan untuk pelaksanaan penyembelihan qurban di desa Getasan kabupaten Semarang bersama Lazismu Jawa Tengah. Desa ini menjadi obyek pemberdayaan untuk memperkuat system dakwah di masyarakat pedesaan serta membangun ekonomi dan aqidah di kawasan 3T (terluar, terbelakang, tertinggal). Sudah disiapkan satu ekor sapi qurban, disertai bakti social pelayanan kesehatan, bagi sembako dan school kit.
Masih ada satu tugas penting Lazismu untuk dilaksanakan, yaitu pendataan qurban. Agar ibadah qurban bisa dijadikan sarana dakwah yang efektif, maka harus didukung dengan data yang detail dan valid. Untuk itulah maka Lazismu harus mempersiapkan SDM dan peralatan pendukung yang berhubungan dengan persiapan pendataan. Kesadaran akan pentingnya data perlu dibangun di semua lapisan masyarakat. Terutama yang terkait dengan kebutuhan dakwah, pendidikan, ekonomi, kesehatan dan semua sendi penting di masyarakat. (Hasan)