28.9 C
Jakarta

LDBI dan NSDC 2021 Resmi Ditutup, Ini Para Jawaranya!

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) resmi menutup kegiatan Lomba Debat Bahasa Indonesia (LDBI) dan National Schools Debating Championship (NSDC) secara virtual pada Sabtu (16/10). Dalam kesempatan tersebut sekaligus diumumkan para juaranya baik untuk LDBI maupun NSDC.

LDBI digelar pada 3 sampai 9 Oktober 2021 dan NSDC pada 11 hingga 17 Oktober 2021. Tema LDBI dan NSDC 2021 adalah Speak of Your Mind, Speak for Indonesia. Seleksi digelar virtual dan secara bertingkat dari provinsi ke nasional. Jumlah peserta yang mengikuti Seleksi LDBI di tingkat provinsi berjumlah 3.207 siswa, sementara Seleksi NSDC diikuti 2.150 siswa dari 34 provinsi dan tujuh wilayah Sekolah Indonesia Luar Negeri, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Mesir, Arab Saudi, dan Vietnam.

Gelar Juara LDBI 2021 diraih oleh peserta sebagai berikut: Juara 1 diraih Aditya Gunawan Putra dari SMA Negeri 14 Jakarta, Elva Gracia dari SMA Negeri 2 Jakarta, dan Jonathan Randall Bunjamin dari SMAS 1 Kristen BPK Penabur Jakarta. Juara 2 diraih Muhammad Fadel Thoriq Dharmawan dari MAN Insan Cendekia Gorontalo, Muammar Qadafi dari MAN Insan Cendekia Gorontalo, dan Muhammad Khairil Khatami dari MAN Insan Cendekia Gorontalo.

Sementara itu, Juara 3 Bersama diraih Qonitahshafa Khansa Pratyas dari SMA Negeri 1 Sidoarjo, Nathania Syalina Putri dari SMAN 1 Sidoarjo Jawa Timur, Olivia Heaven Ermana dari SMAN 1 Sidoarjo Jawa Timur, Ester Tracy Silalahi dari SMAS Sutomo 1 Sumatera Utara, Fanny Laurensia dari SMAS Sutomo 2 Sumatera Utara, dan Rio Ferdinand dari SMAS Sutomo 2 Sumatera Utara.

Berikut adalah Daftar Peraih Juara NSDC 2021. Juara 1 diraih oleh Jones Anderson dari SMAS Sutomo 2 Sumatera Utara, Callysta Angelina Limneus dari SMAS Sutomo 2 Sumatera Utara, dan Jennifer Kava dari Sampoerna Academy Medan, Sumatera Utara. Juara 2 diraih Mattheus Bryan Djahtranto dari SMAS 1 Kristen BPK Penabur DKI Jakarta, Nathan Tedjakusuma dari SMAS 1 Kristen BPK Penabur DKI Jakarta, dan Aiko dari SMAN 2 Jakarta DKI Jakarta.

Juara 3 Bersama diraih Keisha Devana Sugiyanto dari SMA Budi Utama, Yogyakarta, Aldo Fernando Salakay dari SMA Kolese De Britto, Yogyakarta, Ghania Akila Rafa dari SMAN 8 Yogyakarta, Arabel Ganeshia Rachman dari SMAS Darma Yudha Riau, Clement Jason dari SMAS Darma Yudha Riau, dan Rayhan Aulia Makarim dari SMA Negeri 1 Pekanbaru Riau.

Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Muhammad Abdul Khak mengapresiasi partisipasi para peserta. “Kalian pelajar hebat yang berani untuk tampil dengan persiapan argumentasi dengan data yang valid. Ini ciri Pelajar Pancasila, karena pelajar yang mengikuti debat ini adalah pelajar yang hebat dalam banyak hal,” tutur Khak.

Diyakin Khak, berpikir kritis merupakan proses membangun kecerdasan lewat cara berpikir ilmiah dan menghindari hal yang sifatnya spekulatif dan berasumsi. “Jadi dalam konteks lebih luas, debat adalah bagian dari tradisi keilmuan secara umum. Debat itu harus melihat peserta lain sebagai lawan, bukan musuh. Karena lawan itu mitra dalam mencapai sesuatu dalam berkompetisi, sedangkan musuh saling meniadakan. Debat ini harus berlanjut ke tahun depan, semoga lahir Pelajar Pancasila yang kita inginkan,” jelas Khak.

Senada dengan itu, Anggota Dewan Juri NSDC, Uphie Abdurrahman, memaparkan, “Berpikir kritis adalah sesuatu yang positif. Kadang ada yang mengira berpikir kritis ini melawan, sesuatu yang subversif dan sesuatu yang negatif. Padahal sebenarnya berpikir kritis lebih mengarah pada cara mendalami akar masalah. Apakah yang kita dengar ini benar adanya atau harus kita investigasi lebih jauh,” tutur Uphie.

Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Puspresnas, Asep Sukmayadi, mengungkapkan LDBI dan NSDC bertujuan melatih kemampuan berpikir kreatif, kritis, analitis, dan konstruktif. “Saya bangga melihat bakat adik-adik berkembang, bahwa ajang ini bisa menjadi arena membangun kepercayaan diri dan memperkuat kompetensi,” ungkap Asep dalam pidatonya secara virtual.

“Ini adalah salah satu tujuan penting Merdeka Belajar, yaitu kemerdekaan berpikir dan kemerdekaan mengaktualisasikan potensi dan bakatnya yang positif dengan kekuatan berpikir yang kuat,” lanjut Asep.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Endang Aminudin Aziz, dalam kesempatan yang sama mengapresiasi geliat LDBI dan NSDC yang terus mendorong para siswa mengembangkan kemampuan literasi. “Ini ajang menumbuhkan sikap berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas,” ungkap Aminudin.

“Berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, dan kreativitas tinggi adalah empat kecakapan mutlak untuk menghadapi revolusi industri yang tengah dan akan terus kita hadapi dengan dinamika yang cepat. Ajang ini turut melahirkan para pemikir cerdas dan berkarakter. Para peserta debat akan menjadi bagian yang akan mewarnai kehidupan bangsa kita di masa mendatang,” ucap Aminudin.

Aminudin meyakini, sehebat apa pun perkembangan teknologi, manusia tetap menjadi faktor penentu. “Metode dan strategi berdebat perlu keterampilan dan kecakapan tingkat tinggi, bukan hanya bertanya dan mendefinisikan masalah, tetapi juga melakukan analisis dan sintesis data,” ungkapnya.

Salah satu Pemenang LDBI dari MAN Insan Cendekia Gorontalo, mengaku dirinya mempersiapkan mental yang kuat. “Apabila kita tidak siap mental, kita akan kalah dari persiapan mental peserta lain,” ujar dia. Namun, dirinya pun mengaku senang mendapatkan teman-teman baru dari berbagai daerah.

Peserta NSDC dari SMA Pelita Cemerlang, Valensia Angeli Tandeas, mengungkapkan kegugupannya dalam mengikuti lomba. “Saya lega lombanya berakhir, tapi juga sedih karena banyak kenangan dan pengalaman baru,” ucap Valensia yang berharap kedua lomba ini dapat digelar luring.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!