LEBAK, MENARA62.COM — Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengembangkan 25 destinasi wisata di daerah itu untuk menarik kunjungan wisatawan guna mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga dapat mengatasi kemiskinan dan pengangguran.
“Kami optimistis jika pertumbuhan ekonomi meningkat, kemiskinan dan pengangguran akan semakin berkurang,” kata Kepala Bidang Administrasi Pembangunan Sekertariat Daerah (Setda) Pemerintah Kabupaten Lebak Ajis Suhendi di Lebak, Sabtu (5/8/2017), seperti dilansir Antara.
Di Kabupaten Lebak terdapat 25 objek wisata dan memiliki daya tarik untuk mendatangkan wisatawan domestik dan mancanegara. Bahkan, beberapa di antaranya terdapat wisata budaya masyarakat Badui dan Pantai Sawarna yang mendunia.
Keunggulan destinasi wisata masyarakat Badui yaitu, hingga kini mereka masih mempertahankan adat leluhur dan menolak kehidupan modern. Itu juga merupakan wisata budaya di Pulau Jawa yang tidak dimiliki oleh daerah lain di Pulau Jawa.
Objek wisata budaya tersebut banyak dikunjungi para peneliti dari berbagai perguruan tinggi nasional maupun mancanegara. Sedangkan, wisata Pantai Sawarna sangat cocok untuk bermain selancar karena karakteristik ombaknya cukup besar karena secara langsung berhadapan dengan Perairan Samudera Hindia.
Selama ini, Pantai Sawarna banyak dikunjungi wisatawan asing. Selain bermain selancar, mereka juga menikmati panorama alam pesisir selatan pesisir Pantai Kabupaten Lebak.
“Kami yakin dua destinasi objek wisata desa itu dapat terus dikembangkan dan bisa mendunia,” katanya.
Potensi kekayaan destinasi wisata alam lainya, ujar dia, kawasan hutan konservasi Taman Nasional Gunung Halimun (TNGHS), daerah aliran sungai (DAS) yang bisa digunakan permainan arum jeram.
Begitu juga terdapat peninggalan purba, seperti situs gua serta aneka jenis makanan tradisional yang dikembangkan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).
Pemerintah daerah mengembangkan destinasi wisata desa agar menjadi tulang punggung pendapatan masyarakat. Kawasan wisata desa tersebut dapat melahirkan sentra-sentra usaha kerajinan masyarakat sehingga memberikan nilai tambah kesejahteraan kehidupan mereka.
“Kami optmistis wisata desa akan menjadi serbuan pengunjung domestik dan mancanegara sehingga bisa meningkatkan pendapatan ekonomi warga setempat,” katanya.
Pemerhati sosial dari Kabupaten Lebak Encep Khaerudin mengatakan saat ini destinasi wisata budaya Baduy merupakan andalan pariwisata di Kabupaten Lebak.
Sebagian besar pengunjung dari kalangan pelajar dan mahasiswa untuk konservasi maupun mempelajari budaya setempat.
Keunikan masyarakat Badui yaitu hingga kini masih mempertahankan adat istiadat dan menolak kehidupan modern.
Kawasan hutan yang dihuni masyarakat Badui seluas 5.100 hektar tanpa jalan, jaringan listrik, televisi, radio dan kendaraan.
Bahkan, masyarakat Badui Dalam berpakaian putih-putih bepergian ke luar daerah harus berjalan kaki dan dilarang naik kendaraan.
“Banyak para antropolog datang ke Badui untuk melakukan penelitian,” katanya.