26.7 C
Jakarta

Lestarikan Tradisi Minum Jamu, Gus Mus Sebut Sido Muncul Praktikkan Kaidah Ushul Fiqih

Baca Juga:

SEMARANG, MENARA62.COM – PT Sido Muncul akhirnya merealisasikan mimpinya untuk memiliki Riset Center dan Museum Jamu di kawasan pabrik Sido Muncul, Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Peresmian dimulainya pembangunan riset center dan museum jamu tersebut dilakukan bersamaa dengan Syukuran 70 Tahun Sido Muncul dan 8 Tahun menjadi Perusahaan Publik, Sabtu (18/12/2021).

Hadir dalam acara tersebut, Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar pranowo, S.H. M.IP yang diwakili oleh Muhammad Arif Sambodo, SE, M.Si, Bupati Semarang H. Ngesti Nugraha, SH, MH, Walikota Semarang yang diwakili oleh Asisten Pemerintah Bagian Perekonomian dr. Widoyono, Walikota Salatiga yang diwakili oleh Wakil Walikota Salatiga Muhammad Haris, S.S., M.Si., Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, KH Mustofa Bisri, Komisaris Utama Sido Muncul Jonatha Sofjan Hidajat, Komisaris Sido Muncul Johan Hidayat, Komisaris Sido Muncul Sigit Hartojo Hadi Santoso, Direktur Utama Sido Muncul David Hidayat, Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat, dan Sandra Hidayat.

Dalam sambutannya, KH Musthofa Bisri atau yang biasa akrab disapa Gus Mus menyampaikan alasannya bersedia hadir dalam peresmian riset center dan museum jamu PT Sido Muncul. Salah satu alasan mendasar adalah adanya kesamaan dengan Direktur PT Sido Muncur Irwan Hidayat dalam hal konsen terhadap Indonesia dan kemanusiaan.

“Pak Irwan ini memiliki kesamaan dengan saya, yaitu konsen terhadap keindonesiaan dan kemanusiaan. Bahkan sebagai pengusaha, Pak Irwan suka bicara tentang alam serta pelestariannya,” ujar Gus Mus.

Kepedulian terhadap Indonesia dan kemanusiaan tersebut bisa dilihat dari cara Sido Muncul merawat dan menjaga sesuatu yang lama yang memang memberikan manfaat bagi banyak orang yaitu tradisi minum jamu. “Minum jamu adalah warisan masa silam dan ini adalah bagian dari cara merawat yang lama dan memberikan manfaat,” tambah Gus Mus.

Menurut Gus Mus, apa yang dilakukan oleh Sido Muncul sebenarnya sesuai dengan sebuah kaidah ushul fiqih yang sering dikutip yaitu, merawat dan menjaga sesuatu yang  lama yang masih memberi manfaat, serta  mengambil hal  baru yang lebih baik dan pantas. Kaidah fiqih tersebut mungkin tidak diketahui oleh Irwan Hidayat. Namun Irwan Hidayat melalui PT Sido Muncul telah mengamalkan kaidah fiiqih tersebut.

Gus Mus mengakui bahwa anak cucunya merupakan pecandu Tolak Angin produk dari PT Sido Muncul.

Ia berharap pembangunan Riset Center dan Museum Jamu dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Jawa Tengah dan Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat menjelaskan tujuan pembangunan kawasan yang memiliki luas sekitar 4-5 ha ini untuk melestarikan budaya dan tradisi jamu serta menjadi pusat informasi dan pembelajaran ilmiah/edukasi.

“Pertama, riset center ini nantinya akan mengenai jamu, obat herbal, dan tanaman rempah. Tujuannya, kami ingin menemukan obat-obat alam (rempah) yang bisa bermanfaat bagi masyarakat. Kami ingin mengembangkan dan membudidayakan tanaman obat sehingga dapat menghasilkan bibit rempah yang unggul, yang memiliki kandungan zat aktif tinggi. Kedua tujuan kami membangun museum, kami ingin generasi muda dapat mengerti tentang sejarah dan tradisi jamu sehingga dapat melestarikan budaya jamu. Museum akan dikemas secara modern dengan dukungan teknologi kekinian,” jelas Irwan Hidayat.

Irwan menyampaikan semulanya acara syukuran seharusnya diadakan pada 11 November lalu. Akan tetapi diundur karena masih dalam suasana berkabung.

“Seharusnya acara ini diadakan bertepatan dengan HUT Sido Muncul ke-70 tahun pada 11 November. Tapi karena keluarga kami sedang berduka, maka kami lakukan pada 18 Desember ini,” ujar Irwan.

Ia berharap dengan adanya riset center dan museum ini semakin banyak pengunjung yang datang. “Sebelum pandemi, total pengunjung setiap bulannya (Kebanyakan mahasiswa) adalah 8.000 pengunjung. Kami harap setelah ini bisa mencapai 40.000 pengunjung setiap bulannya,” lanjut Irwan.

Pada syukuran kali ini, Sido Muncul turut memberikan bantuan sosial dengan total nilai 600juta rupiah yang diserahkan melalui Gubernur Jawa Tengah Rp200 juta, Walikota Semarang Rp100 juta, Bupati Semarang Rp100 juta dan Walikota Salatiga Rp100 juta.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!