JAKARTA, MENARA62.COM– Dalam upaya meningkatkan kapasitas Da’i/Da’iyah dan Aktivis Muhammadiyah sebagai influencer di media sosial dalam mengarusutamakan pandangan Islam Wasathiyah (Islam Moderat) dan mendorong lahirnya profil-profil influencer keagamaan baru dari kalangan Muhammadiyah yang memiliki pandangan moderat, Lembaga Kerja Sama dan Hubungan Internasional (LHKI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar Pelatihan Da’i/Da’iyah dan aktivis Muhammadiyah untuk kampanye Islam Wasatiyah di Media Sosial dengan tema besar Kader Perintis Moderasi pada hari Selasa (23/11). Kegiatan tersebut diadakan secara hybrid (luring dan daring) untuk mencegah penularan Covid-19.
Dalam sambutannya, Ketua LHKI PP Muhammadiyah, KH. Muhyidin Junaidi mendorong agar kaum muda Muhammadiyah tampil terdepan dalam mensyiarkan Islam Wasatiyah di media sosial sebagai bagian dari dakwah amar ma’ruf nahi mungkar. Di sisi lain Ketua PP Muhammadiyah, Prof. Syafiq A. Mughni dalam sambutanya mengingatkan agar dalam bermedia sosial kader Muhammadiyah harus senantiasa mengedepankan tabayyun dan mengcounter Islamophobia yang sering dihembuskan melalui isu radikalisme dan terorisme.
Salah satu narasumber, Wachid Ridwan ( Sekretaris LHKI PP Muhammadiyah) mengharapkan adanya kerja sama yang baik antara masyarakat dan pemerintah dalam penguatan Islam Wasatiyah. “Sebagai contoh, partisipasi masyarakat tinggi dalam pencegahan radikalisme dan ekstrimisme, maka aksi terorisme bisa berkurang,” ujarnya.
Narasumber lain, Ai Fatimah (Wakil Dekan UHAMKA), menyampaikan besarnya peran ormas Islam Muhammadiyah dalam mengarusutamakan Islam Wasathiyah dan mencegah radikalisme dan ekstremisme di kalangan masyarakat Indonesia yang beragam. “Karena Muhammadiyah memiliki modal sosial yang cukup kuat,” ujarnya.
Penanggungjawab kegiatan, M. Abdullah Darraz yang juga merupakan pengurus MPI PP Muhammadiyah berharap dengan pelatihan ini para aktivis, da’i dan da’iyah Muhammadiyah dapat semakin familiar untk memanfaatkan media sosial sebagai wadah dakwah Islam Wasathiyah ala Muhammadiyah. (*)