Jakarta, MENARA62.COM –Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) Supomo dalam keterangan tertulisnya kepada MENARA62.COM , mengatakan, selama pandemi covid-19 LPDB-KUMKM dalam penyaluran dana bergulir ada lima strategi percepatan yang dilakukan. Yakni perluasan penyaluran melalui komunitas, melakukan fleksibilitas layanan dengan memberikan tarif murah, pemberian grace period. Kemudian, fokus kepada koperasi sektor riil dibidang pertanian, perikanan, dan peternakan, melakukan pengembangan skema venture approach untuk mendorong koperasi dibidang pangan atau berbasis ekspor, dan optimalisasi peran koperasi besar untuk memberikan multiplier effect.
“Berbagai strategi ini kami lakukan untuk mempercepat penyaluran dana bergulir, dan dipastikan tersalurkan dengan baik, serta tepat sasaran melalui koperasi. Sebab dengan melalui koperasi, penyaluran dana bergulir akan lebih tepat sasaran, karena kami BLU LPDB-KUMKM yang berpusat di Jakarta, tidak mungkin menjangkau UKM satu per satu, akan lebih efektif melalui koperasi, agar koperasinya bangkit, UKM naik kelas, dan ekonomi tumbuh,” papar Supomo.
Supomo memaparkan, terdapat beberapa contoh penyaluran dana bergulir dari LPDB-KUMKM yang tepat sasaran dan memerikan dampak ekonomi yang luas. “Sebagai contoh kami menyalurkan kepada Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan di Takengon, Kabupaten Aceh, Tengah Provinsi Aceh, sebesar Rp10 miliar.
Merupakan koperasi yang bergerak dalam bidang sektor riil, yaitu bidang processing atau mengolah biji kopi dari awal pemetikan hingga pengeringan, juga bidang perdagangan kopi,” jelas Supomo.
Saat ini, jumlah anggota mencapai 4.260 petani kopi organik dengan luas lahan seluas 5.590 hektare yang tersebar di dua kabupaten, yaitu di Kabupaten Aceh Tengah dengan 3.064 anggota dan luas lahan 3.509 hektare, serta di Kabupaten Bener Meriah dengan 1.196 anggota yng memiliki lahan seluas 2.079 hektare.