JAKARTA, MENARA62.COM – Masyarakat Indonesia mempunyai modal sosial yang telah terbukti mempercepat pemulihan bencana, seperti saat tsunami Aceh 2004, gempa bumi Jogja tahun 2006, dan erupsi Merapi 2010. Modal social ini menjadi menjadi modal juga untuk mengatasi pandemi Covid-19 saat ini.
“Modal sosial termasuk jejaring sosial dan rasa saling percaya memegang peranan yang penting dalam mitigasi maupun percepatan penanganan bencana,” ungkap Kepala Pusat Penelitian Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Herry Yogaswara, dalam siaran persnya, Ahad (26/4/2020).
Ia mencontohkan bagaimana Indonesia saat menghadapi wabah flu burung beberapa tahun lalu. Wabah ini tidak membuat masyarakat panic malah justeru membuat berbagai pihak sigap.
Herry menjelaskan, modal sosial lahir dari situasi kebersamaan yang tidak dipaksakan, sehingga anggota komunitas menjalankannya dengan kerelaan yang tinggi.
“Kepemimpinan lokal dan budaya saling bantu sebetulnya masih hidup dalam banyak komunitas. Melalui pemberitaan kita saksikan ketika ada keluarga yang isolasi mandiri, tetangga lainnya membantu. Sebelum pemerintah menginisiasi Pembatasan Sosial Berskala Besar, anggota masyarakat saling bantu meneydiakan sembako maupun makanan,” paparnya.
Menurutnya, upaya menguatkan modal sosial masyarakat perlu dilakukan oleh pemerintah dalam situasi pencegahan Covid-19 ini.
“Kepemimpinan yang menjadi teladan sengat penting, karena budaya yang menghargai contoh maish hidup dalam kehidupan bangsa Indonesia,” ujarnya.
Sebagai bagian dari percepatan penanganan Covid-19, LIPI membentuk Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di lingkungan LIPI. Gugus tugas ini bertugas memobilisasi seluruh sumber daya kepakaran di berbagai bidang juga fasilitas penelitian LIPI untuk membantu pencegahan penyebaran Covid-19 di berbagai aspek.
Salah satunya dilakukan di fasilitas laboratorium Bio Safety Level-3 yang berada di Cibinong, Jawa Barat.
“Di laboratorium ini kami melakukan Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction untuk mendukung deteksi SARS CoV-2”, jelas Ratih Asmana Ningrum, peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI sekaligus Manajer Laboratorium Bio Safety Level-3.
Tidak hanya itu, menurut Ratih, BSL-3 juga terlibat dalam beberapa kegiatan riset yang beragam.
“Selain mendeteksi virus SARS CoV-2, kami juga mulai mengembangkan vaksin rekombinan. Kemudian untuk kegiatan riset yang lain diantaranya, pembuatan kit deteksi SARS CoV-2 berbasis antibody dan berbasis molekuler dengan metode Loop Mediated Isothermal Amplification atau LAMP, whole genome sequencing untuk virus SARS CoV-2, uji klinis imunomulodulator dari herbal untuk Covid-19, antivirus SARS CoV-2, uji berbagai alat sterilizer seperti robot AUMC, dan sebagainya,” tutupnya.