MAU mencecap gurihnya chicken katsu? Ada baiknya coba Lolonyo chicken katsu. Brand milenial yang belum lama diluncurkan tersebut dapat menjadi pilihan yang tepat untuk mereka yang menginginkan menu ayam ala Jepang dengan harga terjangkau.
Katsu yang diolah oleh Yonika Al Mathor ini boleh dikata berbeda dengan katsu kebanyakan. Melalui uji rasa berulangkali selama berbulan-bulan, Lolonyo chicken katsu akhirnya mendapatkan resep yang pas di lidah kebanyakan orang. Dibuat dengan fillet daging ayam yang terjamin kesegaran dan kehalalannya, Lolonyo chicken katsu menyapa penggemar katsu dari berbagai titik di Jakarta, Bekasi dan sekitarnya.
“Mengombinasikan berbagai bumbu hingga dapat rasa yang enak membutuhkan uji coba berulang dengan tester dari banyak lidah,” kata Yonika, Founder Lolonyo Chicken Katsu.
Yonika memang tergolong pemain baru dalam bisnis kuliner. Sarjana Akuntansi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) tersebut berinisiatif terjun dalam bisnis kuliner beberapa bulan lalu, tepatnya setelah pandemi Covid-19 melanda negeri ini.
“Dua tahun jadi karyawan, sudah bisa merasakan enak nggak enaknya. Akhirnya terbesit ide untuk bikin usaha sendiri,” lanjut Yonika.
Keputusannya untuk berbisnis produk kuliner tersebut didukung penuh oleh sang suami. Tabungan yang nilainya tak seberapa, ia gunakan untuk membeli bahan baku dan mesin freezer juga alat vacuum. Dengan freezer dan vacuum tersebut, Yonika bisa memproduksi katsu ayam setiap hari, tanpa harus menunggu pesanan datang.
“Alhamdulillah, banyak yang pesan. Banyak yang berulang pesan, ada juga pelanggan baru,” jelas Yonika.
Untuk saat ini, Yonika baru menyediakan Lolonyo chicken katsu dengan dua rasa yakni original dan keju. Untuk rasa keju sendiri, ada dua rasa yakni keju biasa dan keju mozzarella.
“Harga katsu per paket Rp30 ribu isi 3 buah untuk yang rasa keju, isi 5 buah untuk original dan mix isi 1 keju, 3 original. Kalau keju mozzarella pasti beda ya, karena bahan bakunya saja sudah mahal,” tambah Yonika.
Untuk sementara, Yonika menjual Lolonyo chicken katsu melalui jejaring media sosial terutama instagram dan group whatshapp. Rencananya ke depan, Yonika akan membuka penjualan produk katsu ayamnya melalui pasar online (market place).
“Nanti kalau sudah kontinyu produksinya, saya mau main juga di market place. Sekarang belum berani karena semua masih dikerjakan sendiri, mulai dari belanja ayam fillet, bumbu-bumbu, tepung roti dan lainnya,” kata Yonika.
Ia juga berencana mengeksplorasi katsu rasa baru seperti rasa udang tempura atau rasa lainnya.
Meski tergolong baru, Yonika telah berani membuka program Lolonyo berbagi. Program ini dilaksanakan setiap hari Jumat.
“Saya mengajak pelanggan atau siapa saja untuk menitipkan donasinya melalui Lolonyo chicken katsu. Nanti saya akan keliling menyambangi kaum duafa untuk menyampaikan katsu lengkap dengan nasi, sayuran, buah dan minumannya,” tutup Yonika.
Ia bersyukur sejauh ini banyak pelanggan yang percaya ikut menitipkan donasinya melalui Lolonyo chicken katsu. Melalui program ini, Yonika berharap bisnis Lolonyo chincket katsu semakin berkah untuk terus tumbuh dan tumbuh sehingga makin banyak kaum duafa mendapatkan manfaatnya.
Chicken katsu atau yang memiliki nama asli tori katsu merupakan hidangan asal Jepang. Terbuat dari irisan daging ayam dengan balutan tepung roti. Daging ayam dibumbui garam dan lada lalu dibalur telur dan tepung roti sebelum akhirnya digoreng dengan teknik deep-frying.
Makanan ini belakangan sangat populer dan menjadi salah satu menu yang disukai milenial. Irisan daging ayam tanpa lemak membuat katsu dapat dijadikan ailternatif untuk memenuhi kebutuhan harian protein anak maupun remaja yang tengah tumbuh.