Kupang, MENARA62.COM. Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM), Braman Setyo mendorong pelaku koperasi dan UMKM Tanah Air melakukan langkah digitalisasi guna menyongsong era revolusi industri 4.0. Sebab,dengan digitalisasi akan memudahkan koperasi dan UMKM dalam menjalankan kegiatan usaha.
“Oleh karena itu, dalam memanfaatkan ekonomi digital ini semuanya jangan takut, coba dan coba terus, itu yang penting. Tahun 2020 kami sudah bergeser ke organisasi berbasis digital mudah-mudahan 2022 kita bisa masuk ke fintech syukur-syukur akhir 2020 bisa terealisasi,” kata Braman dalam acara diskusi “Membangun Ekonomi Digital Indonesia dan Khususnya Indonesia Timur” di Kupang, NTT, Jumat (28/2/2020).
Dalam upaya mendorong digitalisasi KUMKM, LPDB-KUMKM telah menerapkan sistem pengajuan pinjaman/pembiayaan berbasis online melalui e-proposal. Sistem ini dinilai sangat efektif membantu calon mitra yang berasal dari daerah, karena pengajuan proposal tanpa perlu datang langsung kantor pusat LPDB-KUMKM di Jakarta, melainkan cukup melalui website www.lpdb.id.
“Peranan LPDB dalam mendorong digitalisasi koperasi dan UMKM tahun 2020 bagaimana melakukan mitigasi risiko. Kita mewajibkan semua koperasi simpan pinjam menggunakan house to house. Jadi nanti laporannya secara langsung online kepada kita. Yang Kedua mitra LPDB-KUMKM dilakukan pembinaan terukur karena menggunakan pengembangan digital transaksi,” ujar Braman.
LPDB-KUMKM juga tengah berupaya menjadi salah satu pemain global fintech di Indonesia. Sejak tahun 2018, jajaran LPDB-KUMKM telah mengajukan permohonan supaya punya lembaga fintech sendiri ke Kementerian Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), namun keinginan tersebut belum terealisasi karena masih dalam kajian dua institusi tersebut.
“Saya menginginkan LPDB-KUMKM bagaimana caranya bisa menjadi pemain global fintech, akan tetapi masih ada diskusi yang cukup panjang bagaimana menggunakan APBN, karena peer to peer lending ini kan menampung investor-investor dari masyarakat semuanya. Oleh karena itu, bagaimana kita bisa menjadi pemain global fintech ini,” papar Braman.
Sejalan dengan hal itu, Braman menyatakan siap mendukung program Menteri Koperasi dan UKM yang menargetkan sebanyak 50 koperasi menerapkan sistem digitalisasi. Oleh karena itu, ia menegaskan LPDB-KUMKM hanya fokus menyalurkan pinjaman/pembiayaan dana bergulir khusus bagi koperasi.
“Harapan Pak Menteri Teten Masduki di 2020 ada 50 koperasi yang bergerak di digital pelayanan kepada anggota, harus menggunakan digital. Salah satu strategi kami adalah bagaimana pelibatan fintech di dalam pembiayaan UMKM,” tutur Braman.
Menurut Braman, langkah digitalisasi bisa berkontribusi pada meningkatnya jumlah UMKM naik kelas, membuka peluang UMKM masuk global value chain, maupun menciptakan entrepreneur baru. Saat ini jumlah UMKM naik kelas masih di bawah 50 ribu unit. Diharapkan di akhir 2020, jumlahnya bertambah menjadi 71 ribu unit.
“Tentu kami tidak bekerja sendiri. Kami bekerja sama dengan Dinas Koperasi dan UKM di setiap provinsi, maupun kabupaten-kota. Demikian juga entrepreneur baru harus bisa diciptakan di sini melalui dunia fintech peer to peer lending ini diharapkan memperbesar entrepreneur baru kita,” pungkasnya.