SURABAYA, MENARA62.COM — Untuk mendukung gerakan pemberdayaan ekonomi berbasis perempuan di tanah air ini Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) akan mengkaji dalam membuat skema portofolio pembiayaan bergulir khusus kepada para perempuan, baik itu dengan skema konvensional dan syariah. Dengan adanya portofolio tersebut, diharapkan akan lebih memberikan motivasi dan pendampingan ekonomi kepada para perempuan yang saat ini aktif dalam menggerakkkan sektor riil yang ada di masyarakat. Demikian peryatataan Direktur Utama LPDB – KUMKM Braman Setyo dalam keterangganya diacara Tanwir Aisyiyah 1 di Universtas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Jawa Timur hari ini, Jumat (19/1/2018) di Surabaya.
Untuk membuat portofolio pembiayaan dana bergulir khususnya kepada perempuan, Braman Setyo mengakui, sejauh ini LPDB belum memilikinya dan dia akan berusaha dalam kepemimpinannya untuk membuat portofolio tersebut, sehingga akan mempercepat pemberdayaan ekonomi bagi kaum perempuan. “Insyallah dalam kepemimpinan kami akan berupaya untuk mewujudkannya,” terangnya penuh optimis.
Dalam kajian dan pandangan LPDB-KUMKM selama ini memberikan penjelasan, bahwa kaum perempuan memiliki keterampilan dalam manajemen ekonomi. Hal ini menurut Braman Setyo harus didukung secara penuh, apalagi jika perempuan bisa diberikan keleluasaan manajemen dalam usaha rumah tangga berupa usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) itu akan mengurangi adanya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Untuk itu perlu sebuah kajian-kajian yang mendalam seperti ini dan memiliki dampak terhadap perubahan pada pembangunan perempuan Indonesia.
Secara terpisah Ketua Pusat Koperasi (Puskop) Sekunder BUEKA Assakinah, Jawa Timur Nelly Asnifatif, sangat mendukung sekali jika ada kebijakan yang dilakukan oleh LPDB – KUMKM dalam pembuatanskema portofolio pembiayaan bergulir khusus perempuan dan dia sangat menantikannya. Skema portofolio pembiyaan bergulir khusus perempuan memberikan arah yang sangat jelas bagi pemerintah dalam pemberdayaan ekonomi kaum perempuan. “Bagi kami kebijakan ini yang kami nanti-nantikan sehingga kaum perempuan Indonesia akan lebih berdaya secara ekonomi dan kualitasnya,” ucapnya.
Salah satu alasan didirikannya Puskop Sekunder BUEKA Assakinah, terang Nelly, adalah memiliki orientasi agar kaum perempuan terberdayakan dan memiliki kemampuan dalam manajemen ekonomi, sehingga perempuan bisa membantu suami dalam memajukan kesejahteraan. Hal ini tertulis pula dalam misi gerakan Aisyiyah yang selama ini kami jalankan.
Untuk membantu agar kaum perempuan dalam memiliki usaha, selama ini dalam program-program Aisyiyah mulai dari pusat hingga ranting-ranting telah membangun berbagai aktivitas kewirausahaan seperti pelatihan sumber daya insani, perkuatan permodalan, manajemen pemasaran. Dengan cara-cara seperti ini, kata Nelly, Aisyiyah sebagai gerakan dakwah Islam berkemajuan memberikan sumbangsih negeri ini dalam memberdayakan kaum perempuan. “Mudah-mudahan adanya portofolio pembiayaan bergulit khusus perempuan tersebut bisa diwujudkan oleh LPDB – KUMKM, sehingga memberikan motivasi kami dalam memajukan ekonomi kaum perempuan Indonesia,” tegasnya. (Agus Y)