JAKARTA, MENARA62.COM – Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Al Islam dan Kemuhammadiyahan (LPP AIK) Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) launching dua buah buku karya tokoh Muhammadiyah, Senin (30/9/2019). Dua buku tersebut masing-masing berjudul Dunia Barat dan Islam: Cahaya Cakrawala yang ditulis oleh Sudibyo Markus dan Ilmu Amaliah Amal Ilmiah karya Muhammad Djazman Al Kindi.
Dalam kegiatan yang dihadiri Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir tersebut, LPP AIK UHAMKA juga melaunching Suara Muhammadiyah Corner di kampus UHAMKA Limau.
Rektor UHAMKA Prof Gunawan Suryoputro memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan peluncuran dua buah buku sekaligus yang dilanjutkan dengan bedah buku. Menurutnya peluncuran buku bukan sekedar kegiatan seremoni belaka. Setidaknya ada tiga makna yang bisa diperoleh UHAMKA dengan kegiatan peluncuran buku tersebut.
“Pertama peluncuran buku memiliki makna akademik, sebagai manifestasi dari visi UHAMKA dalam membangun kecerdasan intelektual,” kata Rektor.
Tradisi menulis dan diskusi tersebut tentu akan terus dikembangkan oleh UHAMKA sebagai bagian dari tradisi akademik.
Makna kedua adalah internalisasi nilai-nilai perjuangan. Bahwa kegiatan peluncuran buku yang ditulis oleh tokoh-tokoh Muhammadiyah menjadi bagian dari upaya menanamkan nilai-nilai kemuhammadiyahan kepada generasi penerus.
“Kita yang hadir di kegiatan ini adalah bagian yang tak terpisahkan dari perjuangan founding fathers IMM, termasuk di dalamnya Pak Djazman Alkindi, dan di sini ada Pak Sudibyo Markus yang merupakan pendiri sekaligus generasi pertama IMM,” lanjut Rektor.
Dari sosok Djazman Al Kindi, kader Muhammadiyah dapat belajar tentang banyak hal. Djazman adalah pemikir sekaligus penggerak atau man of think dan man of action. Ia yang merupakan rektor pertama Universitas Muhamamdiya Surakarta, pendiri Majelis Pendidikan Kader, dan penggagas Majelis Diktilitbang Muhammadiyah, dikenal pantang menyerah terhadap ide-ide yang digulirkan meski dimata orang kebanyakan seperti hal yang mustahil.
Makna ketiga adalah adanya pesan khusus bagi para kader IMM dan mahasiswa UHAMKA. Menurut Rektor, Djazman Alkindi adalah pribadi yang hebat yaitu orang yang memiliki kekuatan pribadi sekaligus kekuatan intelektual.
Kekuatan pribadi Djazman nampak pada kemampuan memimpin dan menggerakan orang untuk bersama mengagendakan perubahan. Sedangkan kekuatan intelektualnya tampak pada kemampuan membaca masa depan.
“Tak terbayangkan bila waktu itu Pak Djazman tunduk pada pemerintah untuk menggabungkan semua perguruan tinggi swasta untuk menjadi perguruan tinggi negeri. Mungkin UMS sudah gugur dalam kandungan. UMS tidak pernah ada dalam cerita,” tegas Rektor.
Sikap menolak Djazman untuk menggabungkan perguruan tinggi negeri dengan swasta, menurut Rektor tidak berarti bahwa Muhammadiyah anti pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa dalam banyak hal menjadi bagian penting dalam dinamika kebangsaan yaitu membangun civil society yang kuat sebagai bagian dan check and balances dalam kontek perguruan tinggi.
“Orang yang hebat tidak lahir dari jalan yang mudah dan datar. Ia lahir dari jalan berliku dan daya tahan dan kesabarannya dalam menghadapi kesulitan dan kesukaran. Sabar dalam mengerjakan tugas kuliah, menulis makalah, ke perpustakaan, membaca, dan lainnya. Insyaa Allah akan lahir Djazman Alkindi milenial dari UHAMKA. Aamiin,” harap Rektor.
Tak berbeda dengan Sudibyo Markus. Ia dikenal sebagai tokoh Muhammadiyah yang aktif di organisasi non pemerintah bidang social. Selain itu juga dikenal sebagai aktivis perdamaian dunia dan pendiri UMM. Dari dua tokoh Muhammadiyah tersebut, mahasiswa UHAMKA bisa belajar banyak.
Senada juga dikatakan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr. Haedar Nashir M.Si. Menurutnya Djazman Al Kindi merupakan tokoh yang berjasa besar pada Muhammadiyah. Ide merealisasikan gagasan KH Ahmad Dahlan yang ingin mendirikan perguruan tinggi Muhammadiyah awalnya dianggap sebagai ide yang tidak masuk akal.
“Tetapi Pak Djazman telah membuktikannya. Tonggak pembangunan perguruan tinggi Muhammadiyah yang diletakkan seorang Djazman kini telah menghasilkan 166 perguruan tinggi dimana 55 diantaranya adalah universitas,” jelas Haedar.
Jadi, lanjut Haedar, tak berlebihan jika Djazman Al Kindi disebutnya sebagai man of think dan man of action. Karena sosoknya telah berhasil mempraktikkan apa yang ada dalam benaknya, yang ada dalam pikirannya.
Dalam kesempatan yang sama, Haedar juga melaunching Suara Muhammadiyah Corner UHAMKA. Ini merupakan Suara Muhammadiyah Corner ke-45 yang sudah diluncurkan di perguruan tinggi Muhammadiyah.
Haedar menjelaskan bahwa Suara Muhammadiyah Corner merupakan bentuk lembaga yang memadukan penyebarluasan produk Suara Muhammadiyah dan kegiatan bisnis yang dirambah Suara Muhammadiyah.
“Melalui Suara Muhammadiyah Corner, mahasiswa UHAMKA bisa belajar tentang publikasi dan bisnis,” tandas Haedar.