PALEMBANG, MENARA62.COM– Lulusan pendidikan bidan semakin banyak, tetapi angka kematian ibu melahirkan masih tinggi dan terus bertambah. Fakta ini kata Dirjen Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kemristekdikti Ali Ghufron Mukti sangat aneh.
“Ini adalah hal yang sebenarnya aneh, seharusnya semakin banyak lulusan bidan dampaknya angka ibu melahirkan berkurang. Tentu kondisi tersebut ada yang salah,” ucap Prof Ali Gufron pada Pembukaan Rakornas Konsil Kedokteran di Palembang, seperti dikutip Antara, Senin (15/5).
Salah satu penyebabnya lanjut Ali adalah kurangnya pemerataan penyebaran tenaga kesehatan, khususnya bidan dari banyak lulusan perguruan tinggi.
Selain itu di Indonesia belum ada rencana makro strategis tentang pengembangan Iptek Ristekdikti. Sama halnya dengan pendidikan keguruan, sehingga banyak program pendidikan didirikan berdasarkan kepercayaan masing-masing, maksudnya tanpa sinergisitas.
Karena itu perlu sinergisitas antara perguruan tinggi dengan pemangku kepentingan dalam hal ini pemerintah agar para lulusan terintegrasi menjadi tenaga profesional, dan merata penyebarannya.
Dibandingkan mahasiswa teknik, hanya 46 persen saja yang lulus dan menjadi insinyur. Sedangkan profesi kesehatan khususnya kedokteran hampir semuanya jadi dokter, artinya pendidikan mahasiswa kedokteran lurus dengan profesinya.
Karena semuanya lulus dan jadi dokter atau bidan, tetapi tidak tertampung dan merata. Jadi pelayanan kesehatan terhadap masyarakat meningkat hanya pada beberapa daerah.
“Maka perlu dibentuk komite bersama antara Kemenkes dan Kemristekdikti untuk membicarakan sinergi ini bersama-sama agar bisa mengurangi permasalahan pelayanan kesehatan masyarakat,” kata Ali Gufron.