KAMPAR, MENARA62.COM – Akibat pandemi Covid-19 yang tidak berkesudahan, sekolah-sekolah swasta di desa mengalami penurunan jumlah siswa. Seperti sekolah swasta MTs Syekh Ja’far Pulau Gadang, Kecamatan XIII Koto Kampar-Riau yang sudah berdiri lebih kurang 30 tahun ini mengalami penurunan drastis yang hanya menyisahkan 40 orang siswa saja.
Melihat kondisi tersebut, beberapa orang alumni MTs Sekh Ja’far menggelar pertemuan sederhana sebagai langkah awal untuk membantu sekolah almamater mereka bisa tetap hidup dan diminati masyarakat.
Novie Febrianti, Ketua Umum Gerakan Aksi Perempuan Riau Indonesia (GAPRI) sekaligus Alumni MTs Syekh Ja’far meminta agar para alumni dapat bersinergi dan memberikan ide pemikiran memperbaiki konsep sekolah tersebut. Tujuannya agar minat masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya di MTs Syekh Ja’far meningkat.
“Kita sebagai alumni merasa terpanggil dengan keadaan sekolah seperti ini dengan memberikan sumbangsih gagasan dan ide untuk sekolah kita tercinta,” ujarnya, Kamis (2/9/2021).
Acara silaturahmi yang dihadiri sekitar 25 orang tersebut, diawali dengan perkenalan masing-masing peserta alumni, kemudian pengungkapan keluh kesah yang dirasakan setiap alumni atas pembelajaran murid MTs yang 2 tahun terakhir mengalami penurunan akibat sekolah online.
Ridho Azhar selaku orang yang dituakan didalam perkumpulan alumni dalam sambutannya menyampaikan kekhawatirannya terhadap kelanjutan MTs Syek Ja’far ke depan. “Dibutuhkan ide dan gagasan tentang upaya-upaya yang bisa dilakukan alumni untuk memacu kembali semangat guru- guru dan siswa-siswi yang ada di MTs. Salah satu idenya yaitu mengaktifkan kembali ekstrakulikuler seperti kepramukaan yang pernah menjadi kebanggaan dari sekolah dulunya,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Riko Oklantama, alumni, mengatakan bahwa apapun yang akan kita berikan kepada sekolah tidak perlu begitu berlebihan. “Yang terpenting adalah bagaimana kita bersama-sama melakukan aksi atas gagasan yang sudah kita sepakati,” katanya.
Salah satu guru MTs Syekh Ja’far yang turut hadir juga dalam pertemuan tersebut yang akrab disapa Bunda Romijas menyampaikan apresiasi setinggi-tinggi kepada alumni yang hadir.
“Melihat ada perkumpulan dilingkungan sekolah dari atas saya langsung membawa suami saya turun kesini, ucapnya,” kata Romijas.
Ia selaku guru di MTs Syekh Ja’far menyampaikan apresiasinya terhadap upaya yang dilakukan alumni. “Saya selaku guru turut bahagia dan bangga dengan kekompakan alumni, besar harapan saya untuk alumni dapat kembali memberikan warna baru untuk MTs kita, banyak kemunduran sekolah yang kita alami selama masa pandemic . Tidak kita pungkiri penurunan kualitas dan kuantitas terjadi pada siswa-siswi MTs Syekh Ja’far hari ini, Kelas VII berjumlah 9 orang, Kelas VIII berjumlah 14 orang dan Kelas IX berjumlah 17 orang, ya begitulah keadaannya,” lanjut Romijas.
Novie, menambahkan bahwa kualitas dan kuantitas siswa tidak hanya terlepas pada pengetahuan dan kegiatan murid di dalam ruangan. Namun ketersediaaan infrastruktur termasuk sarana prasarana sangat menentukan kenyamanan siswa.
“Mengingat akses sekolah yang terhubung langsung dengan jalan poros desa dan perkampungan masyarakat sudah seharusnya memiliki pagar atau tembok pemisah, apalagi kami sering mendapatkan informasi sekolah sering kemalingan,” ungkapnya.
Novie berjanji akan membentuk jaringan antar alumni baik mereka yang masih ada di daerah maupun yang sudah merantau jauh. Melalui alumni, ia berharap MTs Syek Ja’far kembali diminati masyarakat. “Kami ingin sekolah ini juga beradaptasi dengan teknologi, sehingga ke depan bisa jadi pilihan masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya,” tutupnya.