Masa lalu adalah sejarah, masa kini adalah waktu di mana kita berada saat ini, masa depan adalah ketidakpastian, mungkin kita jumpai mungkin juga tidak.
Setiap orang punya masa lalu, baik yang kelam menyakitkan atau terang membahagiakan. Tidak penting seberapa kelamnya masa lalu kita, pun tidak penting pula seberapa terangnya masa lalu itu. Hal terpenting adalah kondisi kita saat ini. Juga persiapan kita untuk masa depan nanti. So, lupakan saja masa lalu itu.
Apa yang saya ungkapkan ini bukan tanpa alasan. Mengapa masa lalu tidak terlalu penting, dan lebih baik kita lupakan? Ada beberapa alasan yang ingin saya sampaikan:
Pertama, jika masa lalu kita begitu kelam dan menyakitkan, kemudian terus kita kenang hingga saat ini, yang akan muncul adalah perasaan trauma. Akibatnya, perasaan kita selalu dihinggapi was-was dan pikiran-pikiran negatif akibat dari masa lalu yang selalu kita kenang itu. Yang terbaik, tentu kita mengambil pelajaran dari masa lalu itu, betapa pun pahit dan kelamnya, agar kehidupan kita selanjutnya menjadi lebih baik.
Kedua, jika masa lalu kita begitu terang dan membahagiakan, kemudian kita terus mengenangnya hingga saat ini. Padahal kondisi saat ini, jauh berbeda dari kondisi masa lalu kita, yang akan muncul adalah romantisme sejarah. Akibatnya, seringkali kita tidak bisa move on. Kita selalu mengingat masa lalu yang penuh sanjung puji dan tepuk sorak, padahal saat ini kita bukanlah siapa-siapa. Yang terbaik tentu, kita memetik hikmah atas kisah manis masa lalu kita untuk menjadi motivasi hidup di saat ini.
So, hidup kita yang sesungguhnya adalah saat ini. Fokus mengerjakan yang terbaik sebagai bekal masa depan.
King Abdul Aziz Airport, Ahad (19/1/2020), Pukul. 00. 52. am. (Ngantri cek pasport).