SOLO, MENARA62.COM – Tim Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menyelenggarakan sebuah kampanye edukatif tentang bahaya asap rokok terhadap peningkatan risiko penularan TBC, terutama di kawasan permukiman padat.
Kampanye tim Hirup Bersih melakukan kolaborasi bersama Kelurahan Panularan dan Puskesmas Penumping dalam peresmian Festival Srawung, Ahad (7/12).
Tata Dewi, selaku anggota tim menjelaskan, kampanye mendapatkan pendanaan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikti Saintek RI). Berawal dari keprihatinan mereka pada kawasan Rusunawa yang memiliki kerentanan lebih tinggi terhadap polusi udara dan penyebaran penyakit berbasis udara.
“Tim Hirup Bersih berupaya menciptakan ruang sehat dan nyaman bagi semua penghuni tanpa asap rokok,” jelasnya saat dimintai keterangan, Selasa (30/12).
Dalam kegiatan tersebut, Tim Hirup Bersih melakukan pemasangan sejumlah poster yang memuat ajakan pemanfaatan saung rokok yang telah disediakan, sehingga aktivitas merokok tidak mengganggu anak-anak dan warga lain yang beraktivitas di ruang bersama.
Selain itu, Tata menambahkan, mereka membagikan lembar edukasi kepada warga sebagai pengingat menjaga lingkungan bebas asap rokok.
“Partisipasi Tim Hirup Bersih diharapkan menjadi awal dari penguatan edukasi kesehatan masyarakat, terutama di area permukiman yang rawan terhadap penyakit infeksi,” tambah Tata.
Dwi Linna Suswardany, S.K.M., M.P.H, selaku Ketua Tim Srawung Sains, menegaskan bahwa kesehatan lingkungan merupakan pondasi utama dalam upaya pengendalian penyakit TBC.
“Program ini adalah langkah strategis untuk menciptakan ruang masyarakat yang aman dan nyaman. Kami berharap masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat, namun juga turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini,” ujarnya.
Antusiasme warga Rusunawa Begalon ditandai dengan respon positif para warga terhadap kampanye yang dilakukan. Salah satu warga, mengaku kehadiran kampanye Hirup Bersih memberikan pemahaman baru tentang pentingnya menjaga kualitas udara dalam ruangan.
“Kami merasa terbantu dengan kampanye Hirup Bersih ini. Poster dan stikernya membuat kami lebih sadar bahwa asap rokok bisa memperparah risiko TBC. Sebelumnya itu banyak puntung rokok di koridor padahal anak-anak biasanya bermain disitu, jadi mungkin kalau ada peringatan dari poster-poster ini bisa lebih menyadarkan warga agar pindah untuk merokok ke saung rokok yang sudah ada,” ungkapnya.
Selain menyuarakan bahaya asap rokok, kampanye ini juga mendorong warga untuk mulai menerapkan kebiasaan hidup sehat, memperbaiki ventilasi rumah, dan menciptakan ruang bebas asap rokok dengan adanya tempatnya khusus merokok yaitu saung rokok.
Ke depan, program ini akan terus mendukung rangkaian kegiatan Srawung Sains melalui edukasi berkelanjutan mengenai TBC, kualitas udara, dan ketahanan iklim, sebagai wujud kontribusi UMS dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat rusun. (*)

