WASHINGTON, MENARA62.COM – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington, DC kembali menggelar serial webinar Bincang Karya (Bianka) dengan tema Pendidikan Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) pada Selasa malam (12/4), secara daring. Dalam webinar yang dipimpin oleh Irwandi selaku Ketua Pusat Penelitian STEM, Universitas Syiah Kuala ini, membahas beragam pusat riset dan bidang riset yang dikerjakan oleh tiga mahasiswa dari perguruan tinggi di Amerika Serikat.
Duta Besar (Dubes) RI untuk Amerika Serikat, Rosan P. Roeslani mengatakan pendidikan STEM bertujuan menyiapkan siswa untuk menjadi kompetitif dan siap untuk bekerja di sektor keahlian masing-masing. “Pendidikan STEM sebagai salah satu moda transformasi proses pendidikan pembentuk SDM yang lebih handal dan berkualitas dalam menghasilkan inovasi bagi kesejahteraan bangsa,” ungkap Dubes Rosan.
Dubes Rosan juga menyampaikan pendidikan STEM dapat mendorong aktivitas penelitian dan pengembangan, memperkuat daya saing negara, serta mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. “Dukungan berkelanjutan untuk meningkatkan Pendidikan STEM diperlukan untuk menggerakkan aktivitas ekonomi Indonesia di tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional,” kata Dubes Rosan.
Ketiga mahasiswa yang memaparkan penelitiannya terkait Pendidikan STEM antara lain Angga Hidayat, mahasiswa program doktor bidang Pendidikan STEM di The Ohio State University; Daniel Williams Fointuna, mahasiswa Program Master bidang Pendidikan STEM di The University of Texas at Austin; dan Mohamad Djodi Hardi Prajuri, mahasiswa Program Master of Science in Education – Teaching, Learning, and Leadership di University of Pennsylvania.
Angga membahas risetnya yang fokus pada penggunaan teknologi pendidikan di kelas Matematika dengan tema “Digital Math Storytelling.” Angga mengatakan, “Digital Math Storytelling berpeluang membantu siswa imigran, termasuk dari Indonesia yang baru datang ke USA, untuk beradaptasi dengan budaya belajar yang berbeda sehingga mereka mampu menyerap informasi yang sama dengan mereka yang berkulit putih.”
Sementara itu, Daniel Williams Fointuna mempresentasikan rencana risetnya tentang pengintegrasian Culturally Responsive Teaching (CRT) atau Etnomatematika untuk meningkatkan kemampuan literasi matematika siswa sekolah menengah.
“Instruksi pendidikan STEM yang efektif dapat meningkatkan literasi matematika siswa dan CRT dirasa tepat karena Indonesia terdiri dari banyak budaya, suku, ras, status sosial dan ekonomi,” terang Daniel.
Selanjutnya, Mohamad Djodi Hardi Prajuri mendiskusikan tentang proyek terbarunya di mana ia berencana membangun sebuah startup yang bergerak di bidang pendidikan. “Ide venture saya berupa online academy yang mencetak para profesional yang punya kemampuan LXD (Learning Experience Design),” tutur Djodi.
Selain tiga mahasiswa yang memamparkan hasil risetnya, dalam webinar yang terselenggara atas kerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Kementerian Keuangan dan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (MRPTNI) ini menghadirkan narasumber dari tiga perguruan tinggi ternama di Amerika Serikat.
Ketiga narasumber ini adalah Theodore Chao, STEM Education Coordinator dari The Ohio State University, Jill Marshall, Co-Director of the UTeach Natural Sciences Teacher Certification Program dari The University of Texas at Austin, serta Jason Cronk, Sr. Associate Director of Admissions & Financial Aid Graduate School of Education dari The University of Pennsylvania.
Direktur Investasi LPDP Mohammad Oriza menegaskan, “Kami percaya bahwa Pendidikan merupakan salah satu elemen penting dalam pembangunan sumber daya manusia yang berkualiats. Itulah mengapa kami terus berkomitmen memberikan beasiswa bagi warga Indonesia.”
Sementara itu, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Washington, D.C., Popy Rufaidah mengatakan jika webinar ini ditujukan untuk meningkatkan jumlah mahasiswa Indonesia yang studi ke Amerika dan membuka peluang kerja sama riset dan pendidikan antara peneliti di ketiga kampus tersebut dengan para peneliti di Indonesia.
“Ke depan, rangkaian webinar akan terus berjalan dengan tema yang bervariasi tiap minggunya dan akan terus menggali potensi SDM muda Indonesia di Amerika Serikat,” ungkap Atase Popy.