WAKATOBI, MENARA62.COM – Gelaran perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 yang digelar oleh masyarakat Bajo di pesisir Wakatobi dan tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tapak Pengabdi Khatulistiwa (Tabik) generasi 4 dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berlangsung meriah dengan membawa pesan pelestarian lingkungan.
“Salah satu program KKN adalah pelestarian budaya Bajo, yang implementasinya dalam festival budaya dan seni. Acara digelar terapung dengan memanfaatkan perahu, jadi tidak ada material yang habis pakai. Ini sekaligus untuk edukasi pentingnya kebersihan,” ujar Lutfi Hidayat, ketua tim KKN Tabik UMY pada Senin (19/8/2024). Mahasiswa Ilmu Pemerintahan UMY ini menambahkan bahwa persiapan dan pelaksanaan dilakukan kolektif gotong royong dengan warga Bajo yang tinggal di Desa Mola Nelayan Bakti, Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Festival budaya menampilkan seni tari tradisional Bajo, pencak silat, dan tarik tambang dengan perahu. Para penampil adalah anak-anak, ibu-ibu, bapak-bapak, dan karang taruna desa Mola Nelayan Bakti.
Kiprah KKN Tabik UMY mendapat apresiasi dari rektor Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah (ITBM) Wakatobi, Arusani. “Program pengabdian masyarakat dari mahasiswa KKN Tabik UMY membuktikan terus kehadiran Muhammadiyah bagi masyarakat yang berada di kepulauan terpencil,” ujarnya.
Program KKN UMY di Wakatobi telah berjalan dua tahun. Masyarakat suku Bajo yang tinggal di desa Mola Nelayan Bakti mendukung sepenuhnya KKN UMY dengan terlibat dalam berbagai program KKN.
Ada tujuh belas mahasiswa UMY yang ikut KKN Tabik di Wakatobi. Mereka adalah Rizki Aditya Nugraha (ilmu pemerintahan), Adisty Sefiani (hubungan internasional), Afief Djendral Qoerbaya (hubungan internasional), Wasesa Berlianto (manajemen), Luqman Siddiq Annartu (ilmu ekonomi), Bunga Annalies Flo (ilmu komunikasi), Elsa Maya Sadifa (hubungan internasional), Muhammad Haikal Arsyadi (teknik sipil), Akhbar Syifa Dwi Cahyo (ilmu pemerintahan), Mohammad Gandhi Surya Falsafah (hubungan internasional), Widiya Lestari (hubungan internasional), Fajar Shadiq Siswata (ilmu ekonomi), Kamaruddin Alamsyah (ilmu ekonomi), Muhammad Rizki Ramadhan (teknik sipil), Aulia Nabila (hubungan internasional), A. Luthfi Hidayat (ilmu pemerintahan), dan Jefri Hadi Astajib (hubungan internasional). Sedangkan dosen pembimbing lapangan adalah Fajar Junaedi (ilmu komunikasi).
Muhammadiyah di Wakatobi
Muhammadiyah di Wakatobi terus berkembang dan menebar manfaat bagi masyarakat. Di tingkat pendidikan tinggi, keberadaan ITBM Wakatobi telah membuka akses pendidikan tinggi bagi warga kepulauan Wakatobi. Masyarakat yang sebelumnya harus menyeberang ke luar dari Wakatobi, kini bisa berkuliah di ITBM Wakatobi.
Di bidang pendidikan dasar dan menengah, ada SMA Muhammadiyah 1 Wakatobi yang berada di atas laut. SMA yang berada di desa Mola Nelayan Bakti ini memiliki pemandangan yang elok. Halamannya langsung lautan yang luas, dengan air yang jernih. Sekolah ini menjadi pilihan warga di pesisir pulau Wangi-wangi untuk mendapatkan akses pendidikan.
Meskipun ITBM Wakatobi baru berusia empat tahun, namun kiprahnya telah membawa manfaat. “Dukungan berbagai komponen Muhammadiyah, seperti UMY melalui KKN terus kami nanti. Muhammadiyah akan terus bersinar semakin terang di Wakatobi,” harap Arusani. (fj)