BOGOR, MENARA62.COM – Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI), I Gede Sthitaprajna Virananda terpilih sebagai mahasiswa berprestasi tingkat nasional 2019 untuk jenjang sarjana. Posisi kedua mahasiswa diraih oleh Mahtuf Ikhsan dari Institut Pertanian Bogor, serta Muhammad Afif Purwandi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang menempati posisi ketiga.
Adapun mahasiswa berprestasi yang paling menginspirasi (the most inspiring) diraih oleh Laksamana Fadian Zuhan Ramadha, mahasiswa dari Universitas Negeri Malang.
Sementara itu, mahasiswa Ilmu Komunikasi, Sekolah Vokasi, Institut Pertanian Bogor, Safhira Alfarisi yang merupakan mahasiswa dari Institut Pertanian Bogor meraih peringkat pertama untuk mahasiswa berprestasi nasional jenjang diploma.
I Gede Sthitaprajna Virananda atau biasa disapa Jana berhasil meraih nilai tertinggi melalui karya tulisnya berjudul “Despro: Strategi Pengembangan Klaster Industri Desa Berbasis Pelasaran E-Commerce di Indonesia”. Karya tersebut menuliskan tentang kondisi perdesaan di Indonesia yang tertinggal dari segi kemiskinan, ketenagakerjaan, dan industri.
Dalam penelitian dengan metode studi pustaka tersebut, Jana melalukan sintesis untuk menghasilkan gagasan solutif pembangunan perdesaan berbasis e-commerce, yaitu program Despro. Yakni program pengembangan desa-desa dengan klaster industri berbasis potensi lokal yang berjualan melalui e-commerce, difasilitasi oleh Agen Daspro.
Jana mencontohkan Tiongkok yang memiliki lebih dari 3000 desa yang menjadi sejahtera warganya dengna aktif berjualan di situs Taobao.com.
“Dalam hidup kita hanya memiliki hak untuk melaksanakan kewajiban kita, tetapi kita tidak memiliki ha k atas hasil dari perbuatan kita. Oleh karena itu, lakukanlah segala sesuatu dengan penuh ikhlas, dan bermanfaat bagi sesama,” pesannya.
Sementara itu, Safhira Alfarisi yang meraih peringkat pertama untuk mahasiswa berprestasi nasional jenjang diploma merupakan mahasiswa berprestasi sejak semester pertama. Ia terdorong untuk terus berprestasi karena melihat kondisi keluarga yang sederhana, Ayah yang bekerja sebagai kuli bangunan. Ia gigih berjuang dan melihat pendidikan tinggi bukan sebuah keistimewaan, siappaun berhak mendapatkannya. Sehingga ia berkontribusi untuk membantu anak-anak yang memiliki latar belakang ekonomi tidak mampu.
Memasuki semester 2 dan 3, ia menginisiasi program International Youth Summit bernama X-change Hamada. Melalui komunitasnya itu, ia berhasil memberangkatkan 100 mahasiswa internasional ke Malaysia, Singapura, Sidney, dan Hongkong.
Karena keberhasilannya, Safhira pada semester 4 membangun yayasan beasiswa bernama Beasiswa 10.000. Yayasan ini hadir untuk memberikan wadah seluas-luasnya bagi masyarakat Indonesia dalam bidang pendidikan. Beberapa program yayasan tersebut di antaranya, pengabdian masyarakat, lomba esai, international youth summit, bimbel gratis, sekolah bakat gratis, dan aktivitas sosial lainnya.
Aktivitas dalam Yayasan Beasiswa 10.000 itu pula yang dijadikan Safhira sebagai karya tulis untuk Pilmapres 2019 berjudul Beasiswa 10.000: Wujud Kontribusi Milenial Indonesia dalam Bidang Pendidikan untuk SDGs ke-4 (quality education).
Sebagai orang yang bermanfaat dan memberikan banyak inspirasi, ia seringkali diundang berbagai media massa untuk diwawancara, juga mengisi seminar dari nasional hingga internasional. Tak ayal, ia pun diganjar sebagai mahasiswa berprestasi paling menginspirasi tingkat nasional untuk jenjang diploma oleh dewan juri.
Pemenang kedua untuk mahasiswa berprestasi nasional 2019 untuk jenjang diploma diraih oleh Hardefa Rizky Putu Rogonondo dari Politeknik Elektronik Negeri Surabaya, dan Vita Lutfiah, mahasiswa Universitas Brawijaya berhasil menempati posisi ketiga.
Direktur Kemahasiswaan, Ditjen Belmawa, Didin Wahidin yang menutup acara menyampaikan harapannya bahwa para mahasiswa berprestasi mampu berkontribusi untuk kemajuan bangsa di masa yang akan datang.