SOLO, MENARA62.COM– SMA Muhammadiyah PK Kottabarat menerima mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta dalam program Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) III pada Senin (20/9). Dua puluh mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta akan menjalani PLP III selama dua minggu di kelas X dan XI SMA Muhammadiyah PK Kottabarat. Jumlah tersebut terdiri dari mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dan Tadris Bahasa Indonesia (TBI). Program PLP III merupakan salah satu bentuk kerja sama antara antara SMA Muhammadiyah PK Kottabarat dengan UIN Raden Mas Said Surakarta.
Kegiatan PLP III merupakan program lanjutan dari PLP I dan PLP II. Pada program PLP I dan II mahasiswa terbatas pada observasi dan pembuatan perangkat pembelajaran. Adapun pada PLP III mahasiswa akan melakukan praktik mengajar di kelas sebagai asisten guru.
Selain praktik mengajar, mahasiswa juga akan mengikuti kegiatan sekolah yang berkaitan dengan kegiatan akademik maupun nonakademik. “Kami mempersilakan seluruh mahasiswa PLP III untuk mengikuti seluruh kegiatan sekolah, tidak hanya pembelajaran di kelas. Karena jika hanya pembelajaran di kelas mulai dari persiapan hingga mengajar insyaa Allah semua sudah dapat ilmunya dari kampus,” jelas Khotimah Nurul Aini, Waka Kurikulum SMA Muhammadiyah PK Kottabarat.
“Kegiatan lain yang bisa diikuti mahasiswa PLP III diantaranya ada kegiatan pembinaan karakter siswa melalui sapa pagi, tahfidz, dan bimbingan siswa. Sehingga mahasiswa bisa belajar banyak bagaimana menjadi pendidik yang sebenarnya,” imbuhnya.
Melalui keikutsertaan dalam seluruh kegiatan di SMA Muhammadiyah PK Kottabarat, mahasiswa PLP III diharapkan dapat belajar menjadi pendidik yang sebenarnya. Sehingga mahasiswa siap menjadi pendidik ketika sudah lulus dari perguruan tinggi.
“Saya Kagum dengan program pembinaan karakter di SMA Muhammadiyah PK Kottabarat, terutama pada pembacaan asmaul husna di kegiatan sapa pagi. Apalagi di masa pandemi ini, program pendidikan karakter sangatlah penting,” tutur Fitria Noor Fatima, Koordinator Mahasiswa PLP III.
“Selain mengajar di kelas, saya ingin banyak belajar bagaimana ustaz ustazah di sini membina dan membimbing siswa di masa pandemi ini. Karena hal tersebut menjadi tatangan tersendiri bagi pendidik. Sehingga ketika lulus nanti saya bisa menerapkannya,” tutupnya.
Pendidikan karakter di masa pandemi merupakan tantangan bagi pendidik maupun calon pendidik. Karakteristik siswa yang berubah seiring kebiasaan belajar yang berubah sebaiknya disikapi dengan program pendidikan karakter yang inovatif dan bermakna. Salah satu usaha yang dilakukan oleh SMA Muhammadiyah PK Kottabarat untuk membina karakter siswa dengan melaksanakan kegiatan sapa pagi, tahfidz, dan pembinaan siswa. (*)