SOLO, MENARA62.COM – Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Informatika, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar kegiatan Street Education Kampanye “Tanpa Sisa” di kawasan Solo Car Free Day (CFD) Slamet Riyadi dan Area Shelter Manahan, Minggu (7/12). Kegiatan ini bertujuan mengedukasi masyarakat Kota Surakarta agar membiasakan perilaku konsumsi yang bijak, tidak menyisakan makanan, serta menjaga kebersihan area makan setelah digunakan.
Kampanye “Tanpa Sisa” merupakan bagian dari proyek Kampanye Public Relations mahasiswa UMS yang dilaksanakan melalui kolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surakarta dan Dinas Perdagangan Kota Surakarta. Kolaborasi lintas sektor ini dilakukan sebagai upaya bersama untuk menekan angka sampah makanan (food waste) yang masih menjadi salah satu penyumbang terbesar timbunan sampah perkotaan.
Ketua Panitia Kampanye “Tanpa Sisa”, Eko Purwanto, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi mahasiswa dalam menjawab persoalan lingkungan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
“Kami ingin mengajak masyarakat untuk melihat bahwa pengurangan sampah bisa dimulai dari hal paling sederhana, yaitu dari meja makan. Tidak menyisakan makanan dan merapikan area makan adalah kebiasaan kecil, tetapi dampaknya besar bagi lingkungan,” ujar Eko, Senin (15/12).
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa UMS melakukan edukasi secara face to face kepada
masyarakat di area CFD dan Shelter Manahan. Tim kampanye menyampaikan pesan-pesan sederhana namun aplikatif, seperti mengambil makanan secukupnya, menghabiskan makanan tanpa sisa, serta membersihkan kembali area makan. Pendekatan interaktif ini memungkinkan masyarakat berdialog langsung mengenai kebiasaan konsumsi sehari-hari dan dampaknya terhadap lingkungan.
Di kawasan Shelter Manahan, edukasi tidak hanya diberikan kepada pengunjung, tetapi juga
kepada para pedagang. Tim kampanye mengajak pedagang dan konsumen untuk bersama-sama mengelola porsi makanan, mengurangi sisa makanan, serta menjaga kebersihan area makan.
Sebagai bentuk dukungan, tim juga menempelkan stiker edukatif bertema “Tanpa Sisa” di sejumlah tenant yang bersedia berpartisipasi. Stiker tersebut berisi ajakan untuk menghabiskan makanan dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Darto, pedagang sekaligus pengelola Shelter Manahan, menyambut positif kegiatan ini. Ia menilai kampanye “Tanpa Sisa” sangat relevan dengan kondisi di lapangan.
“Sering kali pengunjung datang membawa makanan dari luar, lalu sisa makanannya ditinggal di meja atau di bawah kursi. Akhirnya pedagang yang harus membersihkan. Kegiatan seperti ini sangat membantu karena mengedukasi pengunjung supaya lebih bertanggung jawab,” ungkapnya.
Darto juga menambahkan bahwa kebiasaan makan bersih sangat berpengaruh terhadap kenyamanan area kuliner. “Kalau makanannya dihabiskan dan area makan dirapikan, tempat jadi lebih bersih dan nyaman. Kami sebagai pedagang tentu sangat mendukung gerakan seperti Tanpa Sisa ini,” lanjutnya.
Sebagai tindak lanjut, kampanye “Tanpa Sisa” akan dilanjutkan dengan kegiatan sosialisasi
edukatif kepada ibu-ibu PKK di wilayah Kecamatan Serengan, Surakarta. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan bekerja sama dengan DLH Surakarta, dengan fokus pada pengelolaan sampah rumah tangga, pengurangan sisa makanan, serta pembiasaan gaya hidup bersih dan bertanggung jawab di lingkungan keluarga.
Melalui rangkaian kegiatan ini, mahasiswa UMS berharap kampanye “Tanpa Sisa” dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat Surakarta untuk lebih peduli terhadap lingkungan melalui praktik sederhana dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus memperkuat sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam mewujudkan kota yang bersih dan berkelanjutan. (*)
