JAKARTA, MENARA62.COM – Dalam rangka memperingati Hari Kartini 2023, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Krisnadwipayana (Unkris) melalui Kementerian Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan menggelar kegiatan Pemilihan Kartini Muda Unkris. Rangkaian kegiatan yang digelar selama 4 hari yakni 14 Maret hingga 17 Maret 2023 tersebut ditutup dengan pengukuhan Duta Kartini Muda Unkris yang digelar pada Rabu (12/4/2023) di gedung Prof. A. Karim Nasution.
Hadir dalam pengukuhan Duta Kartini Muda, Rektor Unkris Ayub Muktiono, Dekan Fakultas Teknik Dr. Harjono Patmono Putro, Ketua Lembaga Pengembangan Kreativitas dan Kebangsaan (LPKK) Unkris Dr Susetya Herawati, Presiden Mahasiswa Unkris Arafanggi Cipta Gunatama, dan Menteri Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan BEM Unkris Sarah Bouzaidi. Dalam seleksi yang melibatkan ratusan mahasiswi Unkris tersebut, terpilih Hana Nadiah, mahasiswi Fakultas Teknik Mesin semester 4 angkatan 2021. Hana merupakan satu-satunya mahasiswi di kelas angkatannya.
Wakil Presiden Mahasiswa Unkris Arafanggi Cipta Gunatama mengatakan kegiatan pemilihan Kartini Muda menjadi bagian dari dukungan BEM Unkris mendorong perempuan terutama mahasiswi Unkris untuk terus maju. “Kami mengambil momen peringatan Hari Kartini untuk mendorong mahasiswi Unkris berkiprah dan mencapai kemajuan,” katanya.
Berbagai program yang memberikan ruang lebih luas untuk berkarya bagi mahasiswi jelasnya, telah dipersiapkan BEM Unkris, termasuk membentuk unit baru yakni Kementerian Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan. “Kementerian ini baru kami bentuk sebagai respon cepat isu kekerasan seksual di lingkungan kampus. Dan tentu saja ini sekaligus menjadi bagian dari dukungan BEM terhadap kebijakan kampus dalam implementasi Permendikbudristek nomer 30 tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi,” tukasnya.
Arafanggi juga menyampaikan bahwa BEM berkoordinasi dengan Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Unkris telah berkomiten untuk menindak tegas kasus-kasus pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan kampus Unkris. “Termasuk jika Presiden Mahasiswa dan Wapresma terbukti secara hukum melakukan kekerasan seksual atau pelecehan seksual, siap mundur dari jabatan,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama Menteri Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan BEM Unkris Sarah Bouzaidi menjelaskan kegiatan Kartini Muda merupakan kegiatan yng digelar BEM untuk memilih sosok Kartini Muda Unkris yang kemudian ditetapkan sebagai Duta Kartini Muda. “Mekanisme seleksinya yang digelar antar fakultas ini cukup ketat mulai dari uji kemampuan hingga uji gagasan peserta yang mendorong kemajuan masa depan,” katanya.
Usai ditetapkan sebagai Duta Kartini Muda, Hana Nadiah membacakan pakta integritas yang terdiri atas 7 poin. Dari 7 poin pakta integritas, diantaranya adalah bertakwa kepada Tuhan YME, senantiasa menjaga citra dan nama baik Kementerian Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan BEM UNKRIS serta BEM, memberikan dan menjaga cerminan perilaku, sikap, dan tutur kata seorang Duta Kartini Muda yang berintelektual, sopan, ramah, jujur, mampu berpikir kritis dan memiliki semangat juang yang tinggi, bersedia mengabdi dan berkomitmen untuk menjalankan tugas dan wewenang sebagai Duta Kartini Muda Universitas Krisnadwipayana dengan sungguh-sungguh dan lainnya.
Terkait kegiatan pemilihan Duta Kartini Muda, Rektor Unkris Dr Ayub Muktiono menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan yang digelar BEM Unkris. Menurutnya, program BEM ini bisa disenergikan dengan Satgas PPKS Unkris guna meminimalisir potensi tindak kekerasan seksual di lingkunan kampus. “Lewat Duta Kartini Muda, kami menitip pesan untuk terus mengajak para mahasiswi Unkris lebih banyak berkiprah dalam berbagai kegiatan terutama di lingkungan kampus. Kami juga mengajak BEM Unkris bersinergi dengan Satgas PPKS yang sudah kami bentuk,” jelas Rektor.
Sementara itu Dekan FT Unkris Dr. Harjono Patmono Putro mengatakan menjadi Duta Kartini Muda memiliki tugas yang mulia tidak hanya mensosialisasikan pentingnya emansipasi bagi perempuan tetapi sekaligus mengonstruksi cara berpikir perempuan untuk meninggalkan pemikiran yang menghambat langkahnya dan terus berupaya berkarya untuk bisa sejajar dengan kaum pria. “Tentu tanpa harus melupakan kodratnya sebagai ibu. Sebab ibu memiliki peran sangat strategis untuk membangun generasi berkualitas mlalui pendidikan di lingkungan keluarga,” tambahnya.
Senada juga disampaikan Ketua LPKK Unkris Dr Susetya Herawati. Dalam budaya Jawa perempuan dianggap konco wingking. Mindset ini seringkali dikonotasikan sebagai kedudukan yang rendah dan tidak berguna. Padahal kedudukan konco wingking itu sangat penting dan strategis. Jika diibaratkan dalam permainan bola, maka konco wingking itu setara dengan kedudukan seorang kipper yang menjaga gawang dari serangan bola lawan.
“Jadi perempuan adalah orang terakhir yang menjaga pertahanan dan ketahanan rumahnya dalam arti keluarga, negara dan bangsa. Bahkan ketika semua orang tidak lagi memiliki kesempatan maka tendangan pinalti itu hanya kiper yang jelas-jelas menghadapi pertarungan,” tutupnya