Rangkaian Studi Pengayaan Lapangan (SPL) Mahasiswi Fakultas Syariah Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor pada akhir September hingga awal Oktober 2025 menjadi ajang pembelajaran langsung di berbagai lembaga strategis di Jakarta. Dengan semangat akademik sekaligus pengabdian sosial, para mahasiswi Hukum Ekonomi Syariah semester enam ini mendalami pasar modal, hukum peradilan, hingga turun langsung berbagi dengan anak-anak di panti asuhan.
Agenda perdana dimulai pada Jumat, 26 September 2025, ketika rombongan diterima di Aula Bursa Efek Indonesia (IDX). Dengan tema “Investasi di Pasar Modal Indonesia”, sesi ini diisi oleh Adji Bagoes Hermanto dari Market Development Division.
Dalam paparannya, Adji Bagoes menjelaskan pentingnya literasi pasar modal, terutama bagi generasi muda yang kini semakin dekat dengan dunia investasi digital. “Pasar modal bukan hanya milik para pengusaha besar. Mahasiswa juga bisa berperan dengan memulai investasi sejak dini, tentunya dengan prinsip kehati-hatian dan pengetahuan yang cukup,” ujarnya.
Para mahasiswi tampak antusias mengajukan pertanyaan seputar saham syariah, mekanisme perdagangan, hingga regulasi pasar modal yang sesuai prinsip Islam. Kunjungan ini menjadi momen penting untuk memahami bagaimana instrumen keuangan modern tetap bisa berjalan selaras dengan nilai-nilai syariah.
Selang dua hari kemudian, pada Ahad, 28 September 2025, rombongan bergeser ke Panti Asuhan Tebet. Kegiatan yang dimulai sejak pagi ini berlangsung penuh kehangatan. Dua mahasiswi, Siti Nur Adila dan Maritza Putri Nabila, tampil sebagai pemateri motivasi.
“Kami ingin berbagi semangat dengan adik-adik di sini, bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk meraih mimpi. Kuncinya ada pada tekad dan kerja keras,” tutur Siti Nur Adila.
Turut hadir mendampingi, dosen pembimbing Khurun’in Zahro, S.H., M.H. dan Fadhila Sukur Indra, S.HI., M.E., yang menegaskan bahwa kegiatan sosial ini merupakan bagian integral dari pendidikan syariah. “Ilmu tanpa kepedulian sosial akan kering. Maka, kami ingin mahasiswi kami tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki empati tinggi terhadap masyarakat,” ujar Khurun’in.
Agenda berikutnya berlangsung pada Senin, 29 September 2025, saat mahasiswi mengunjungi Badan Peradilan Agama (Badilag). Dengan tema “Optimalisasi Potensi Diri Menuju Karir ASN dan Peradilan Agama”, materi utama disampaikan oleh Rendra Widyakso, S.H., M.H., seorang Hakim Yustisial di Ditjen Badilag.
Dalam sesi interaktif tersebut, Rendra mendorong mahasiswi untuk terus mengasah kemampuan berpikir kritis dan integritas moral. “Karir di dunia peradilan bukan hanya soal ilmu hukum, tapi juga integritas. Tanpa itu, sulit bagi seorang hakim atau ASN untuk menegakkan keadilan,” tegasnya.
Puncak kunjungan akademik terjadi pada Rabu, 1 Oktober 2025, di Komisi Yudisial Republik Indonesia (KY), Jakarta Pusat. Dengan tema “Peran Komisi Yudisial dalam Mewujudkan Peradilan Bersih”, kegiatan ini diisi oleh Jumain S.E., Kepala Pusat Analisis dan Layanan Informasi KY.
Jumain menekankan peran KY sebagai pengawas eksternal hakim demi menjaga wibawa lembaga peradilan. “Kami berkomitmen memastikan integritas hakim. Mahasiswa hukum, termasuk dari UNIDA, perlu memahami bahwa peradilan bersih hanya bisa terwujud bila setiap aparat hukum berpegang teguh pada kode etik,” jelasnya.
Mahasiswi Fakultas Syariah UNIDA Gontor peserta SPL mengaku mendapatkan banyak inspirasi dari rangkaian kunjungan tersebut. Tidak hanya memperkaya wawasan akademik, kegiatan ini juga memperkuat orientasi sosial dan profesional mereka serta menjadi jembatan antara dunia akademik dan praktik nyata. Sebab, sejatinya hukum Islam tidak hanya hidup dalam buku, tetapi juga hadir dalam denyut kehidupan masyarakat
“Kami jadi lebih memahami bahwa hukum ekonomi syariah bukan hanya teori. Ada implementasi nyata yang harus selalu memperhatikan nilai keadilan, kemanusiaan, dan kepatuhan pada syariah,” ujar Farrah Nisriina salah seorang mahasiswi.
