PALU, MENARA62.COM — Sekretaris Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah H. R. Alpha Amirrachman, M.Phil., Ph.D. mengunjungi Kota Palu, Sulawesi Tengah, bersilaturahim dengan warga Muhammadiyah dan melihat sekolah-sekolah Muhammadiyah serta AUM lainnya yang terdampak gempa dan tsunami yang mengguncang Kota Palu, Kabupatan Donggala dan Kabupatan Sigi tepat satu mingu yang lalu.
Didampingi Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 1 Jamaluddin M. Arif., S.Pd. M.Pd., yang juga pengurus Forum Guru Muhammadiyah (FGM), Alpha meninjau SMK Muhammadiyah 1 Palu, SMA Muhammadiyah Palu, dan MI Muhammadiyah Palu.
Jamaluddin menjelaskan bahwa gedung SMK Muhammadiyah 1 Palu rusak tidak terlalu berat karena bangunannya cukup kokoh. SMA Muhammadiyah dan MI Muhammadiyah juga dalam kondisi yg kurang lebih sama, pagar SMAM runtuh.
“Namun semuanya butuh perbaikan menyeluruh untuk memastikan kegiatan belajar mengajar kembali normal,” ujar Jamaluddin (5 Oktober 2018).
Alpha mendorong warga Muhammadiyah agar senantiasa bersabar dan senantiasa memelihara rasa syukur baik ketika mendapatkan kebahagiaan maupun ketika mendapatkan musibah.
“Agar Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi kembali bangkit menata kehidupan dan kembali mempersiapkan masa depan untuk putra-putrinya,” ujar Alpha.
Jamaluddin dan Alpha mengujungi Posko Koordinasi (Poskor) Muhammadiyah Disaster management Center (MDMC) yang dipusatkan di Universitas Muhammadiyah Palu.
Rektor Universitas Muhammadiyah Palu Dr Rajindra Rum, SE, MM menjelaskan bahwa kondisi gedung di kompleks universitas relatif stabil.
“Kecuali gedung Fakuktas Agama Islam rubuh total, perlu untuk dibangun kembali,” ujarnya.
“Saat ini MDMC sedang mendeteksi AUM kita yg lainnya, lumayan sulit karena beberapa akses belum tembus seperti ke Sigi karena jalan masih banyak yg terbelah-belah,” ujar Yono relawan MDMC yang sedang bertugas di lapangan.
Jamaluddin dan Alpha menyempatkan takziah ke rumah alm Bapak Dr. Samsul Bahar, M.Pd., Ketua Majelis Dikdasmen PWM Sulawesi Tengah namun rumah yang bersangkutan kosong karena keluarga sudah mengungsi ke tempat lain.
Keesokannya Jamaluddin dan Alpha mendampingi Mendikbud Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP yang juga Ketua PP Muhammadiyah membidangi pendidikan dan kebudayaan, mengunjungi kembali Poskor MDMC, beberapa sekolah negeri dan beberapa titik terdampak gempa termasuk Kelurahan Petobo yang tergulung oleh likuifaksi menenggelamkan hampir seluruh rumah dan sebagian besar warga di wilayah tersebut. Di tempat tersebut Muhadjir menyempatkan berdoa di depan sebuah masjid yang sebagian bangunannya tenggelam dalam tanah (6 Oktober 2018).
“Kami sangat prihatin, dan mendoakan agar keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan kekuatan,” ujar Muhadjir di depan guru-guru dan pegiat pendidikan.
Muhadjir mendorong agar kegiatan belajar segera berlangsung, pihak Kemendikbud akan membantu mendirikan sekolah-sekolah darurat. Pihaknya juga mendorong pemerintah daerah tetangga untuk membantu menampung anak-anak korban gempa dan masyarakat untuk menjadi orang tua asuh mereka.
“Kemendikbud juga akan memberikan trauma healing bagi para siswa yang terdampak gempa,” ujar Muhadjir.
Jumlah korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah telah mencapai 1.649 orang. Ini adalah jumlah yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 6 Oktober 2018 (H+8). Sebanyak 1.649 korban meninggal rinciannya di Donggala 159 orang, Palu 1.413 orang, Sigi 64 orang, Parigi Moutong 12 orang, Pasang Kayu, Sulawesi Barat 1 orang. Sementara korban luka berat mencapai 2.549 orang yang saat ini dirawat di rumah sakit. Sedangkan korban hilang 265 orang. Korban tertimbun sebanyak 152 orang. ***