Surabaya, MENARA62 – Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur menggelar joint monitoring dan evaluasi dan visit showcase (unjuk karya) program Inovasi untuk anak Sekolah Indonesia (INOVASI).
“Program ini merupakan kemitraan pemerintah Australia dan Indonesia, melaksanakan kerja sama dengan Muhammadiyah di fase 1 (2019- 2020). Program Hibah INOVASI dilanjutkan bersama Muhammadiyah di fase 2 (2021- 2022) setelah melihat keberhasilan kerjasama yang dilakukan pada fase 1 yang menunjukan peningkatan pada kemampuan mengajar guru, yang kemudian berdampak pula pada keterampilan belajar siswa,” ujar Ketua Majelis Dikdasmen PWM Jawa Timur Dr. Arbaiyah Yusuf, MA (25/02/22).
Wakil Direktur INOVASI Joanne Dowling menerangkan bahwa kerjasama ini difokuskan pada penguatan kualitas pendidikan dan meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam bidang literasi dan numerasi di kelas awal.
“Kemitraan ini tentu menjadi wujud upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan hasil belajar siswa, terutama dalam hal pembelajaran literasi dan numerasi kelas awal,” ujarnya.
“Literasi merupakan risallah Rasullah SAW yang ditunjukkan dengan surat Al ‘Alaq, di mana kita manusia disuruh untuk membaca, ini merupakan fondasi dari pembelajaran dan peradaban” ujar Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhamamdiyah Prof. Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed.
Wakil Ketua PWM Jawa Timur Prof. Dr. Biyanto, M.Ag. mengharapkan program ini tidak berhenti di sini saja namun dapat berimbas pada sekolah-sekolah Muhammadiyah lainnya sehingga kita bisa maju bersama.
Sekretaris Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah H. R. Alpha Amirrachman, M.Phil., Ph.D. mengapreasiasi program INOVASI yang terbukti memberikan kemajuan bagi sekolah-sekolah Muhammadiyah.
“Tadi saya melihat produk-produk literasi yang dibuat oleh siswa-siswa seperti buku pop up tiga dimensi yang sangat detail, menunjukkan antusiasme dan keseriusan siswa-siswa kita,” ujar Alpha.
Melalui kemitraan Muhammadiyah dengan program INOVASI, cara-cara baru untuk meningkatkan hasil belajar literasi dan numerasi kelas awal dilaksanakan di 40 SD / MI yang tersebar di 6 kabupaten yakni Sidoarjo, Malang, Gresik, Lamongan, Surabaya, dan Ponorogo. Di fase 2 ini, program dilaksanakan untuk Literasi (7 SD dan 15 MI) dan Numerasi (9 SD dan 9 MI).
Gerakan literasi dan numerasi merupakan sebuah program bersama yang perlu dinilai dan dievaluasi sehingga bisa menjadi bahan evaluasi demi perbaikan dan apresiasi bagi penguatan dan dukungan atas keberhasilan tiap-tiap pihak.
Pelaksanaan joint monitoring dan evaluasi dan mini showcase adalah bagian dari upaya mengawal pelaksanaan program dan mengukur sejauh mana program yang telah dilakukan. Kegiatan ini juga perlu dilakukan oleh ahli yang bisa bersikap objektif dan dilaksanakan di enam kabupaten/kota di antaranya Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Lamongan, Ponorogo, dan Malang. ***